-DUA KALIMAH SAHADAH-Dimanakah sandarannya? Apakah jawapannya? Bagaimanakah huraiannya?
SILA BACA KOMENT DAN TERBITAN YANG TERDAHULU UNTUK DAPATKAN MAKLUMAT LEBIH LANJUT .

20230825

Pendekatan 84: Merasa cukup kaya dengan Allah dalam hatimu

84) Apabila Allah telah memberi rizqi kepadamu berupa perasaan puas melakukan taat (ibadat) pada lahirmu, dan merasa cukup kaya dengan Allah dalam hatimu, sehingga benar-benar tidak ada sandaran bagimu kecuali Allah. Maka ketahuilah bahwa Allah telah melimpahkan kepadamu nikmat lahir batin. 

Seorang hamba dituntut dua macam, yaitu (1) menurut perintah dan meninggalkan larangan pada lahirnya, dan (2) bersandar/berharap kepada Allah pada batinnya.

Karena itu siapa yang diberi rizqi oleh Allah demikian, berarti telah menerima kurnia nikmat Allah yang lengkap lahir batin. 


20230818

Pendekatan 83: Ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Allah

83) Jika kau ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Allah, maka perhatikan di dalam bagian apa Allah menempatkan kau. 

Rasulullah saw. bersabda : Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah menempatkan/mendudukkan hambaNya, sebagaimana hamba itu mendudukkan Allah dalam jiwanya (hatinya). 

Al Fudhail bin Iyadh ra. berkata : Sesungguhnya seorang hamba dapat melakukan taat ibadat kepada Tuhan itu hanya menurut kedudukannya di sisi Tuhan, atas perasaan imannya terhadap Tuhan, atau kedudukan Tuhan di dalam hatinya. 

Wahb bin Munabbih berkata : Saya telah membaca dalam kitab-kitab Allah yang dahulu. Firman Allah : 

Hai anak Adam, taatilah perintahKu dan jangan engkau beritahukan kepadaKu apa keperluan yang baik bagimu. (Yakni engkau jangan mengajari kepadaKu apakah yang baik bagimu). 

Sesungguhnya Aku telah mengetahui kepentingan hambaKu, Aku memuliakan siapa yang patuh pada perintahKu, dan menghina siapa yang meremehkan perintahKu. Aku tidak menghiraukan kepentingan hambaKu, sehingga hambaKu memperhatikan hakKu (yakni kewajibannya terhadap Aku).

Pendekatan 82: Carilah manisnya amal itu pada tiga perkara.

82) Siapa yang dapat merasakan buah dan amal ibadatnya di dunia ini. maka itu dapat dijadikan tanda diterimanya amal itu oleh Allah kelak. 

Buah dan amal ibadat di dunia ini ialah merasakan lazat manisnya amal itu, sehingga terasa sebagai nikmat yang tidak ada bandingnya. 

Utbah Al-Ghulam berkata : Saya melatih diri sembahyang malam dua puluh tahun, setelah itu baru saya merasakan nikmat bangun malam, 

Tsabit Al-Bunani ra. berkata : Saya melatih membaca Qur’an dua puluh tahun setelah itu baru saya merasakan nikmat membaca Qur'an. 

Abu Turab berkata : Jika seorang 

(1) bersungguh-sungguh dalam niat amalnya, dapat merasakan nikmat amal itu sebelum mengerjakannya, dan 

(2) apabila ikhlas dalam melakukannya merasakan manisnya amal ketika melakukannya, dan amal yang sedemikian sifatnya, itulah amal yang diterima dengan kurnia Allah. 

Al-Hasan berkata : Carilah manisnya amal itu pada tiga, maka bila kamu telah mendapatkannya bergembiralah dan teruskan mencapai tujuanmu, apabila belum kamu dapatnya ketahuilah bahwa pintu masih tertutup yaitu ketika (1) ketika baca Qur’an, dan (2) ketika berzikir, dan (3) ketika sujud

Ada pula yang menerangkan : dan ketika bersedekah dan ketika bangun malam. Sejak bilakah kau merasa telah mengenal Allah ? 

Iaitu ketika akan berbuat pelanggaran terhadap ajaranNya merasa malu daripadaNya. 

20230811

Pendekatan 81: Tempat pembalasan bagi hamba yang mukmin

81) Sesungguhnya Allah menjadikan akhirat untuk tempat pembalasan bagi hamba yang mukmin, 

sebab dunia ini tidak cukup untuk tempat apa yang akan diberikan kepada mereka, 

juga karena Allah sayang akan memberikan balasan pahala mereka di tempat yang tidak kekal. 


Rasulullah saw bersabda : 

Sesungguhnya tempat pecut kuda di dalam surga lebih berharga (baik) dari dunia seisinya. 


Rasulullah saw. menceritakan apa yang disabdakan oleh Allah ta’ala : 

Aku telah sediakan untuk hambaKu yang solihin, apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, atau didengar oleh telingan, atau 

tergerak dalam hati manusia. 


20230804

Pendekatan 80: Menjawab dan menceritakan semua yang ia tahu, itulah orang bodoh.

80) Siapa yang selalu menjawab segala pertanyaan, 

dan menceritakan segala yang telah dilihat, 

dan menyebut segala apa yang ia ingat (ketahui), 

maka ketahuilah bahwa yang demikian itu tanda kebodohan orang itu. 


Menjawab segala pertanyaan yang berhubungan ilmu bathin yang dituangkan Allah dalam hati orang arifin, 

menunjukkan adanya kebodohan

demikian pula jika menceritakan segala yang dilihat, 

sebab semua itu berupa rahasia Allah yang diberikan kepada seorang hambaNya, 

maka jika diterangkan kepada yang bukan ahlinya, 

hanya akan menjadikan ejekan dan pendustaan belaka. 

Karena itu menerangkan (menceritakan) berarti bodoh