-DUA KALIMAH SAHADAH-Dimanakah sandarannya? Apakah jawapannya? Bagaimanakah huraiannya?
SILA BACA KOMENT DAN TERBITAN YANG TERDAHULU UNTUK DAPATKAN MAKLUMAT LEBIH LANJUT .

20231027

Pendekatan 93: Utamakan tidak dapat daripada dapat

93) Ada kalanya Allah memberi kepadamu kekayaan (kesenangan) dunia, tetapi tidak memberi kepadamu taufiq hidayatNya, 

Dan ada kalanya Allah menolak (tidak memberi) kamu dari kesenangan dunia dan kemewahanNya, tetapi memberi kepadamu taufiq dan hidayatNya. 

Muhyiddin Ibn Araby berkata : 

1. Jika ditahan permintaanmu berarti engkau telah diberi, dan 

1. Jika segera diberi permintaanmu berarti telah ditolak dari sesuatu yang lebih besar.

Karena itu utamakan tidak dapat daripada dapat, dan sebaiknya seorang hamba tidak memilih sendiri, tetapi menyerah sebulat-bulatnya kepada Tuhan yang menjadikannya, yang mencukupi segala keperluan. 

20231020

Pendekatan 92: Lebih aman dalam kesempitan

92) Di dalam masa kelapangan hawa nafsu dapat mengambil bagiannya karena gembira, sedang dalam masa sempit tidak ada bagian sama sekali untuk hawa nafsu. 

Karena itu manusia lebih aman dalam kesempitan, karena hawa nafsu tidak dapat memperdaya. 

Abul Hasan As Syadzily ra. berkata : 

Al Qabdhu Wal Basthu (Hati Risau dan Hati Riang) selalu silih berganti dalam perasaan tiap hamba, bagaikan silih berganti siang dan malam. 

Dan sebabnya Qabdhu (risau hati) itu salah satu dari tiga : 

1. Karena dosa atau 

2. kehilangan dunia, atau 

3. dihina orang. 


Maka ada seorang hamba, 

1. jika merasa berdosa harus segera bertobat

2. jika kehilangan dunia, harus rela dan menyerah kepada hukum Allah, 

3. jika dihina orang harus sabar. 

Dan jagalah dirimu jangan sampai kamu merugikan (aniaya) lain orang, dan apabila terjadi Qabdhu (risau hati) itu tidak diketahui sebabnya, maka harus tenang menyerah.

Insya Allah jika tenang menyerah, tidak lama akan sirna masa gelap dan 

berganti dengan terang, ada kalanya terang bintang yaitu ilmu atau sinar bulan yaitu tauhid, atau matahari yaitu ma’rifat, tetapi jika tidak tenang dimasa gelap (risau hati) mungkin akan terjerumus dalam kebinasaan. 

Adapun dalam masa Basthu (riang hati), maka sebabnya adalah : 

1. Karena bertambahnya kelakuan ibadat (taat) dan 

2. bertambahnya ilmu ma'rifat atau karena bertambahnya kekayaan atau kehormatan, dan 

3. kerana pujian dan sanjungan orang kepadanya. 

Maka adab seorang hamba : Jika merasa bertambah taat ibadatnya dan ilmu ma'rifatnya harus merasa bahwa itu semata-mata kumia Tuhan, dan beihati-hati jangan sampai merasa bahwa itu dari kerajinan sendiri. 

Dan jika mendapat tambah keduniaan, maka ini pula yang harus dianggap bahwa itu semata-mata kurnia Allah, dan harus waspada jangan sampai terkena bahayanya. 

Adapun jika berupa pujian sanjungan orang kepadamu, maka kehambaanmu mengharuskan bersyukur kepada Allah yang telah menutupi keburukanmu, sehingga orang-orang hanya mengenal kebaikanmu, semata-mata. 

20231013

Pendekatan 91: Rasa kelezatan hawa nafsumu

91) Orang arif jika merasa lapang lebih takut,

 dari pada berada dalam kesempitan, 

dan tidak dapat tegak di batas-batas adab 

dalam keadaan lapang itu kecuali sedikit sekali. 


Aba Bakar As Siddig ra. berkata : 

Kami diuji dengan kesukaran, 

maka kami tahan sabar, 

tetapi ketika diuji dengan kesenangan (kelapangan), 

hampir tidak sabar (tahan). 


Yusuf bin Husain Ar Razy menulis surat kepada Al-Junaid : 

Semoga Allah tidak memberi kepadamu 

rasa kelezatan hawa nafsumu

sebab jika engkau merasakan kelezatannya, 

maka tidak akan merasakan kebaikan untuk selamanya. 

20231006

Pendekatan 90: berdiri di "atas landasan "La Hawla Wa La Quwwata Illa Billah"

90) Allah melapangkan bagimu, SUPAYA engkau tidak selalu dalam kesempitan, DAN Allah menyempitkan bagimu SUPAYA engkau tidak hanyut dalam kelapangan, DAN Allah melepaskan engkau dari keduanya, SUPAYA engkau tidak bergantung kepada sesuatu selain Allah. 

Allah menambah keadaanmu :

1. dari sedih ke gembira, 

2. dari sehat ke sakit, 

3. dari kaya ke miskin, 

4. dari terang ke gelap, 

supaya mengerti bahwa engkau tidak bebas dari hukuman ketentuanNya, 

supaya selalu engkau berdiri di "atas landasan 

"La Hawla Wa La Quwwata Illa Billah

(Tidak ada daya untuk mengelakkan sesuatu dan tidak ada kekuatan untuk melaksanakan sesuatu, kecuali dengan pertolongan Allah Ta’ala). 


Firman Allah : Supaya kamu 

1. tidak sedih (menyesal) terhadap apa yang terlepas dari tanganmu, 

2. dan tidak gembira atas apa yang diberikan kepadamu.