-DUA KALIMAH SAHADAH-Dimanakah sandarannya? Apakah jawapannya? Bagaimanakah huraiannya?
SILA BACA KOMENT DAN TERBITAN YANG TERDAHULU UNTUK DAPATKAN MAKLUMAT LEBIH LANJUT .

20231208

Pendekatan 100: Allah jadikan kita ahli yang taat beribadat sebagai balasan atas ketaatan kita.

Cukup menjadi balasan Allah atas ketaatanmu, jika Allah redha (rela) menjadikan engkau ahli taat/ibadat. 

Taufiq dan hidayah yang diberikan Allah kepada seorang hamba itu sebagai kurnia yang sebesar-besarnya bagi seorang hamba, sebab dengan hidayat dan taufiq itulah seorang hamba dapat menerima nikmat dan bahagia dunia akhirat.

[ Jika Allah menjadikan engkau hamba yang taat beribadat maka itulah balasan Allah atas ketaatan engkau.

Ada yang taat, tetapi hidup dalam kesempitan. Ada yang bergelumang dosa, tetapi hidup dalam kesenangan.

Allah SWT berkuasa melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia hendaki sesuatu, Dia hanya berkata, “Jadilah!” maka jadilah sesuatu itu. ]

20231130

Pendekatan 99: Ada amalan yang dibalas segera didunia dan ada yang ditangguh diakhirat.

Maha agung Tuhan, jika seorang hamba beramal maka tidak ditangguh (segera) akan dibalas kemudian hari. 

[ Setiap amalan ada balasannya. Ada yang segera dan ada yang ditangguhkan.

Panjang angan-angan boleh melupakan akhirat dan mengikut hawa nafsu itu menentang yang hak. Dunia sudah berjalan meninggalkan kita dan akhirat akan tiba. Masing-masing ada pengikut, maka jadilah pengikut akhirat dan jangan menjadi pengikut dunia.

Hari ini beramal tetapi tidak ada hisab. Bila sampai masa hisab tetapi tiada amal. Maka banyakkan amal sekarang sebab belum tentu dapat beramal hari esok.]


20231124

Pendekatan 98: Maha Memberi sementara hambanya menyampaikan pemberian tersebut. Maha Menolak kerana menyelamatkan hambanya dari mudarat.

Pemberian dari makhluk itu suatu KERUGIAN dan penolakan dari Allah itu suatu PEMBERIAN dan kurnia.

Ali bin Abi Thalib ra. berkata : Jangan merasa adanya yang memberi nikmat kepadamu selain Allah. Dan anggaplah segala nikmat yang engkau terima dari selain Allah itu sebagai kerugian, (yakni di antara engkau dengan Allah tidak ada perantara, maka semua nikmat yang engkau terima semata-mata dari Allah, dan bila terjadi engkau merasa menerima nikmat dari sesama manusia, maka itu sebagai kerugian bagimu). 

Seorang Hakim berkata : 'Makan' budi kebaikan manusia itu lebih berat daripada sabar karena kekurangan (ketiadaan). 

Pemberian dari makhluk, pada umumnya menyebabkan terhijab dari Allah, sehingga tidak ingat pada Allah, dan merasa berhutang budi kepada sesama manusia, dan inilah letak kerugian moral. 

Sebaliknya penolakan yang menyebabkan ingat kepada Allah itu, berarti suatu kurnia nikmat besar dari Allah

Pendekatan 97: Terlipatnya zaman, tempat, dunia dan nafsu adalah karomah para wali. Tetapi Istiqamah lebih baik dari Karomah.

Singkatnya jalan yang sesungguhnya, ialah jika terlipat untukmu jarak-jarak dunia ini, sehingga engkau dapat melihat akherat itu lebih dekat kepadamu daripada dirimu sendiri. 

Ath-thayyu : Terlipatnya bumi, sehingga jarak yang sejauh-jauhnya dapat ditempuh dengan satu langkah sudah sampai. 

Ath-thayyu : Juga berarti menghabiskan masa siang malam dengan sembahyang dan puasa semata-mata. 

Dalam lain keterangan Ibn Atha Allah berkata : Andaikan nur keyakinan itu telah terbit terang dalam hatimu, pasti engkau akan dapat melihat akherat itu lebih dekat kepadamu daripada engkau akan pergi ke sana, dan pasti dapat melihat segala keindahan dunia ini diliputi oleh suramnya kerusakan atau kehancuran yang bakal menimpa kepadanya. 

Link Pilihan:

https://dinulqoyim.com/lipatan-yang-sebenarnya/

20231117

Pendekatan 96: Segala kekuasaan dan kebesarannya hanya milik Allah.

Jika engkau ingin mendapatkan kemuliaan yang tidak rosak, maka jangan membanggakan kemuliaan yang rosak. 

Sentiasa baca Al Fatihah

Kemuliaan yang tidak rosak hanya kemuliaan dengan Allah, bersandar diri kepada Allah, sebab Allah kekal tidak rosak. Adapun jika berbangga dengan kekayaan, kebangsaan, kedudukan, maka semua itu palsu, rosak dan tidak kekal, maka siapa yang bersandar atau berbangga dengan kepalsuan atau bayangan, maka pasti binasa dan rosak bersama dengan apa yang dibanggakan itu. 

Firman Allah : 

Apakah mereka mengharapkan pada apa yang mereka sanjung itu suatu kemuliaan, ketahuilah sesungguhnya kemuliaan itu semuanya milik dan hak Allah Ta’ala. 

Hikayat : Seorang datang kepada Raja Harun Arrasyid untuk memberi nasehat, tiba-tiba Harun Arrasyid marah kepadanya, lalu memerintahkan kepada pengawalnya supaya mengikat orang itu bersama dengan keledainya yang nakal, supaya mati ditendang keledai. Setelah perintah itu dilaksanakan, tiba-tiba keledai itu baik (tidak nakal) kepada orang yang akan dihukum. 


Kemudian Harun Arrasyid menyuruh supaya dimasukkan dalam rumah dan pintunya ditutup dengan simen, supaya mati di dalamnya, tiba-tiba orang yang dipenjara itu telah ada di kebun, sedang pintu rumah tetap tertutup, maka dipanggil oleh Harun Arrasyid dan ditanya : Siapa yang mengeluarkan engkau dari rumah? 

Jawabnya : Yang memasukkan saya dalam kebun. 

Disoal lagi: Dan siapa yang memasukkan ke dalam kebun ? 

Jawabnya : Yang mengeluarkan aku dari rumah.

Kemudian menyuruh pengawalnya membawa orang itu di atas kendaraan keliling kota, dan memberitahu kepada orang-orang : Ingatlah bahwa Harun Arrasyid akan menghina seorang yang telah dimuliakan oleh Allah, maka tidak dapat. 


Seorang datang kepada seorang arif sambil menangis, maka ditanya oleh 

orang arif (wali) : Mengapa engkau menangis ? Jawabnya : Karena guruku telah mati. Berkata orang arif : Mengapakah engkau berguru kepada orang yang mati. 


20231110

Pendekatan 95: Hawa nafsu menunjukkan adanya penipuan didunia ini.

95) Alam ini lahirnya berupa tipuan

dan batinnya sebagai peringatan, 

maka hawa nafsu melihat lahir tipuannya

sedang mata hati memperhatikan akibatnya (sebagai peringatan). 


Firman Allah : 

Maka janganlah kamu tertipu oleh kehidupan dunia. 


Firman Allah : 

Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan kesenangan yang menipu

20231103

Pendekatan 94: Pengertiaan tentang penolakanNYA

94) Apabila Allah membukakan bagimu 

pengertian (faham) tentang penolakanNya, 

maka berubahlah penolakan menjadi pemberian


Apabila Tuhan telah memperlihatkan kepadamu 

hikmat kebijaksanaanNya 

dalam apa yang dijauhkannya daripadamu, 

maka itu berarti 

suatu kurnia Tuhan kepadamu, 

sehingga terasa olehmu 

keselamatanmu dunia dan akhiratmu. 


20231027

Pendekatan 93: Utamakan tidak dapat daripada dapat

93) Ada kalanya Allah memberi kepadamu kekayaan (kesenangan) dunia, tetapi tidak memberi kepadamu taufiq hidayatNya, 

Dan ada kalanya Allah menolak (tidak memberi) kamu dari kesenangan dunia dan kemewahanNya, tetapi memberi kepadamu taufiq dan hidayatNya. 

Muhyiddin Ibn Araby berkata : 

1. Jika ditahan permintaanmu berarti engkau telah diberi, dan 

1. Jika segera diberi permintaanmu berarti telah ditolak dari sesuatu yang lebih besar.

Karena itu utamakan tidak dapat daripada dapat, dan sebaiknya seorang hamba tidak memilih sendiri, tetapi menyerah sebulat-bulatnya kepada Tuhan yang menjadikannya, yang mencukupi segala keperluan. 

20231020

Pendekatan 92: Lebih aman dalam kesempitan

92) Di dalam masa kelapangan hawa nafsu dapat mengambil bagiannya karena gembira, sedang dalam masa sempit tidak ada bagian sama sekali untuk hawa nafsu. 

Karena itu manusia lebih aman dalam kesempitan, karena hawa nafsu tidak dapat memperdaya. 

Abul Hasan As Syadzily ra. berkata : 

Al Qabdhu Wal Basthu (Hati Risau dan Hati Riang) selalu silih berganti dalam perasaan tiap hamba, bagaikan silih berganti siang dan malam. 

Dan sebabnya Qabdhu (risau hati) itu salah satu dari tiga : 

1. Karena dosa atau 

2. kehilangan dunia, atau 

3. dihina orang. 


Maka ada seorang hamba, 

1. jika merasa berdosa harus segera bertobat

2. jika kehilangan dunia, harus rela dan menyerah kepada hukum Allah, 

3. jika dihina orang harus sabar. 

Dan jagalah dirimu jangan sampai kamu merugikan (aniaya) lain orang, dan apabila terjadi Qabdhu (risau hati) itu tidak diketahui sebabnya, maka harus tenang menyerah.

Insya Allah jika tenang menyerah, tidak lama akan sirna masa gelap dan 

berganti dengan terang, ada kalanya terang bintang yaitu ilmu atau sinar bulan yaitu tauhid, atau matahari yaitu ma’rifat, tetapi jika tidak tenang dimasa gelap (risau hati) mungkin akan terjerumus dalam kebinasaan. 

Adapun dalam masa Basthu (riang hati), maka sebabnya adalah : 

1. Karena bertambahnya kelakuan ibadat (taat) dan 

2. bertambahnya ilmu ma'rifat atau karena bertambahnya kekayaan atau kehormatan, dan 

3. kerana pujian dan sanjungan orang kepadanya. 

Maka adab seorang hamba : Jika merasa bertambah taat ibadatnya dan ilmu ma'rifatnya harus merasa bahwa itu semata-mata kumia Tuhan, dan beihati-hati jangan sampai merasa bahwa itu dari kerajinan sendiri. 

Dan jika mendapat tambah keduniaan, maka ini pula yang harus dianggap bahwa itu semata-mata kurnia Allah, dan harus waspada jangan sampai terkena bahayanya. 

Adapun jika berupa pujian sanjungan orang kepadamu, maka kehambaanmu mengharuskan bersyukur kepada Allah yang telah menutupi keburukanmu, sehingga orang-orang hanya mengenal kebaikanmu, semata-mata. 

20231013

Pendekatan 91: Rasa kelezatan hawa nafsumu

91) Orang arif jika merasa lapang lebih takut,

 dari pada berada dalam kesempitan, 

dan tidak dapat tegak di batas-batas adab 

dalam keadaan lapang itu kecuali sedikit sekali. 


Aba Bakar As Siddig ra. berkata : 

Kami diuji dengan kesukaran, 

maka kami tahan sabar, 

tetapi ketika diuji dengan kesenangan (kelapangan), 

hampir tidak sabar (tahan). 


Yusuf bin Husain Ar Razy menulis surat kepada Al-Junaid : 

Semoga Allah tidak memberi kepadamu 

rasa kelezatan hawa nafsumu

sebab jika engkau merasakan kelezatannya, 

maka tidak akan merasakan kebaikan untuk selamanya.