-DUA KALIMAH SAHADAH-Dimanakah sandarannya? Apakah jawapannya? Bagaimanakah huraiannya?
SILA BACA KOMENT DAN TERBITAN YANG TERDAHULU UNTUK DAPATKAN MAKLUMAT LEBIH LANJUT .

20220831

Pendekatan 58: Tandanya orang yang disukai oleh Allah dan yang tidak disukai (yang dimurkai)

Sebahagian daripada tanda matinya hati, yaitu jika tidak merasa sedih (susah) karena tertinggalnya suatu amal perbuatan kebaikan, (kewajiban), juga tidak menyesal jika terjadi berbuat suatu pelanggaran dosa. 

Dalam suatu hadits Rasulullah saw. bersabda : 

Siapa yang merasa senang oleh amal kebaikannya, dan merasa sedih/menyesal atas perbuatan dosanya, maka ia seorang mukmin (beriman). 


Abdullah bin Mas’ud ra. berkata : 

Ketika kami dalam majlis Rasulullah saw tiba-tiba datang seorang turun dari kenderaannya 

dan mendekat kepada Nabi saw. dan berkata : Ya Rasulullah, saya telah melelahkan kenderaanku selama sembilan hari, maka saya jalankan terus menerus selama enam hari, tidak tidur diwaktu malam dan puasa pada siang hari, hingga lelah benar kenderaanku ini, 

keperluannya hanya untuk menanyakan kepadamu dua masalah yang telah merisaukan hatiku hingga tidak dapat tidur. 


Lalu ditanya oleh Nabi saw. : 

Siapakah engkau ? 

Jawabnya : Zaidul-Khoir. 

Berkata Nabi : Engkau Zaidul-Khoir, tanyakanlah kemungkinan sesuatu yang sukar itu aku sudah pernah ditanyainya. 

Berkata Zaid : Saya akan bertanya kepadamu tandanya orang yang disukai oleh Allah dan yang tidak disukai (yang dimurkai)? 

Jawab Nabi saw : Untung, untung, bagaimanakah keadaanmu kini hai Zaid. 

Jawab Zaid : Saya kini suka kepada amal kebaikan dan orang-orang yang melakukan amal kebaikan, bahkan suka akan tersebarnya amal kebaikan itu, dan bila aku ketinggalan merasa menyesal dan rindu pada kebaikan itu, dan bila aku berbuat amal sedikit atau banyak, tetap saya yakin akan pahalanya. 


Jawab Nabi saw. : Ya itu, yaitulah dia, andaikan Allah tidak suka kepadamu, tentu engkau disiapkan untuk melakukan yang lain dari itu, dan tidak perduli di jurang yang mana engkau akan binasa. 

Berkata Zaid : Cukup-cukup, lalu ia berangkat kembali di atas kendaraannya itu.

20220824

Pendekatan 57: Kecuali dzikir maka tidak ada batas dan tidak ada udzur.

Jangan meninggalkan dzikir, karena engkau belum selalu ingat kepada Allah di waktu bcrdzikir, sebab kelalaianmu terhadap Allah ketika tidak berdzikir lebih berbahaya daripada kelalaianmu terhadap Allah ketika kamu berdzikir. 



Semoga Allah menaikkan derajatmu daripada dzikir dengan kelalaian, kepada dzikir yang disertai ingat (sadar) terhadap Allah, kemudian naik pula dari dzikir dengan kesadaran ingat, kepada dzikir yang disertai rasa hadir, dan dari dzikir yang disertai rasa hadir kepada dzikir hingga lupa terhadap segala sesuatu selain Allah. Dan yang 

demikian itu bagi Allah tidak sukar (tidak berat). 


Memindah (menaikkan) dari satu tingkat ke lain tingkat (derajat), dzikir adalah satu-satunya jalan yang terdekat menuju kepada Allah, bahkan yang sangat mudah dan ringan. 


Abu Qasim AIqusyairy berkata : Dzikir itu simhul wilayah (kewalian) dan pelita penerangan untuk sampai, dan tanda sehatnya permulaannya, dan menunjukkan jernihnya akhir puncaknya, dan tiada suatu amal yang menyamai dzikir, sebab segala amal perbuatan itu ditujukan untuk berdzikir, maka dzikir itu bagaikan jiwa dari segala amal. Sedang kelebihan dzikir dan keutamaannya tak dapat dibatasi. Firman Allah : 


Berdzikirlah kamu kepadaKu niscaya Aku berdzikir kepadamu . 

(Al-Baqarah 152). 


Dalam hadits qudsy, Allah berfirman : 

Aku selalu mengikuti sangkaan hambaKu terhadap diriku dan Aku selalu menyertainya ketika ia berdzikir kepadaKu. 


Jika ia berdzikir dalam hati peribadinya (sendirian). Akupun berdzikir padanya dalam diriKu dan jika ia berdzikir padaKu di depan umum, Akupun berdzikir padanya di muka umum yang lebih baik dari golongannya, dan bila ia mendekat padaku sejengkal Aku mendekat padanya sehasta, dan bila ia mendekat padaku sehasta, Aku mendekat padanya sedepa, dan bila ia datang kepadaku berjalan. Aku datang kepadanya berjalan cepat (berlari). 


Abdullah bin Abas ra. berkata : Tiada suatu kewajiban yang diwajibkan oleh Allah pada hambaNya melainkan ada batas-batasnya. 


Kemudian bagi orang-orang yang berudzur dimaafkan bila tidak dapat melakukannya, kecuali dzikir maka tidak ada batas, dan tidak ada udzur yang dapat diterima untuk tidak berdzikir, kecuali jika berubah akal (gila). 


Firman Allah : 

Bagi orang yang sempurna akal, ialah mereka yang selalu berdzikir pada Allah sambil berdiri: duduk dan berbaring di atas pinggangnya. (S. Al-Imraan 191). 


Firman Allah : 

Hai sekalian orang yang beriman : Berdzikirlah kamu kepada Allah sebanyak-banyaknya dzikir. Dan bertasbihlah (mengagumkan) Allah pada pagi dan petang. 


Yakni pagi, siang, petang, malam, di darat, di laut, di udara, pergi dan tidak pergi, yakni pada segala tempat dan masa, bagi yang kaya, miskin, sehat, sakit, terang-terangan atau sembunyian dengan lisan atau hati dan pada segala hal keadaan.

20220817

Pendekatan 56: Yakni tidak bergerak dari apa yang didudukkan oleh Tuhan

Baiknya amal perbuatan itu, sebagai hasil dari baiknya budi dan hati, dan baiknya hati itu sebagai hasil dari kesungguhan Istiqamah pada apa yang diperintah oleh Tuhan (yakni tidak bergerak dari apa yang didudukkan oleh Tuhan). 

Amal yang haik itu hanya yang diterima oleh Tuhan, dan itu pasti karena baik dalam segi keikhlasan kepada Allah, dan tidak mungkin ikhlas kecuali jika ia mengerti benar-benar kedudukan dirinya terhadap Tuhannya. 


Abu Hamid Alghazzaly berkata : Tiap tingkat dalam kepercayaan/keyakinan itu mempunyai ilmu, dan hal (perasaan) dan amal perbuatan. 


Ilmu-yaqin (keyakinan yang didapat dari pengertian teori pelajaran). 


Ainu!-yaqin keyakinan yang didapat dari fakta kenyataan lahir setelah terungkap/terbuka). 


Haqqu!-yaqin (keyakinan yang benar-benar langsung dari Allah, dan tidak dapat diragukan sedikitpun, yaitu keyakinan yang mutlak.

20220810

Pendekatan 55: Memelihara puteri iblis

 Tidak dapat dianggap kecil/sedikit amal perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas dan tidak dapat dianggap banyak amal yang dilakukan oleh seorang yang tidak ikhlas. 

Ali bin Abi Thalib ra. berkata : Tumpahkan semua hasrat keinginanmu itu kepada usaha untuk diterimanya amal perbuatanmu, sebab tidak dapat dianggap kecil/sedikit amal perbuatan yang diterima oleh Allah : 


Firman Allah : 

Sesungguhnya Allah hanya menerima amal perbuatan dari orang yang bertakwa (ikhlas baginya, dan tepat menurut ajarannya). 


Abdullah bin Mas’ud ra. berkata : Dua rakaat yang dilakukan oleh orang alim yang mengerti dan ikhlas (tidak rakus kepada dunia), lebih baik dari ibadat orang-orang ahli ibadat sepanjang masa. 


Abu Sulaiman Addarany bertanya kepada Ma’ruf Al-Karkhi : Mengapakah orang-orang itu kuat taat sampai sedemikian rupa banyaknya? Jawabnya : Karena mereka telah membersihkan hati 

mereka daripada cinta kepada dunia, andaikata masih ada sedikit cinta dunia, tidak akan diterima dari mereka amal perbuatan itu*. 


Seorang shalih mengeluh kepada Abu Abdilah Alqurasyi; bahawa dia telah berbuat berbagai amal kebaikan, tetapi belum dapat merasakan kelezatan amal kebaikan itu dalam hatinya. Jawab Abu Abdullah Alqurasyi : Karena engkau masih memelihara puteri iblis yaitu kesenangan 

dunia, dan lazimnya ayah itu selalu berziarah kepada puterinya.

20220803

Pendekatan 54: Persahabatan itu pengaruh mempengaruhi dan percaya mempercayai.

Kemungkinan engkau berbuat kekeliruan (dosa), maka ditampakkan kepadamu sebagai kebaikan, oleh karena persahabatanmu kepada orang yang jauh lebih rendah akhlak (Iman) daripadamu. 

Bersahabat dengan yang lebih rendah budi, iman itu, sangat bahaya, sebab persahabatan itu pengaruh mempengaruhi, percaya mempercayai, sehingga dengan demikian sukar sekali untuk dapat melihat atau mengoreksi kesalahan sahabat yang kita sayangi, bahkan kesetiaan sahabat akan membela kita dalam kesalahan dan dosa kekeliruan itu, yang dengan itu kami pasti akan binasa karenanya. 


Sedang seorang tidak dapat mengoreksi diri sendiri, kecuali dengan kacamata orang lain, tetapi jika justru kacamata orang lain itu pula mengelabui kita, maka bahayalah yang pasti menimpa pada kita.