-DUA KALIMAH SAHADAH-Dimanakah sandarannya? Apakah jawapannya? Bagaimanakah huraiannya?
SILA BACA KOMENT DAN TERBITAN YANG TERDAHULU UNTUK DAPATKAN MAKLUMAT LEBIH LANJUT .

20230526

Pendekatan 76.2: Abul-Qasim Al-Junaid ra. berkata

76.2) Abul-Qasim Al-Junaid ra. berkata : 

Ketika saya sedang menunggu janazah bersama orang-orang banyak yang akan disembahyangkan di masjid Assyuniziyah, tiba-tiba ada seorang miskin minta-minta, maka dalam perasaan hatiku : 

Andaikan orang itu bekerja sedikit-sedikit supaya tidak minta-minta, tentu akan lebih baik baginya. 

Kemudian ketika pada malam harinya, saya akan mengerjakan wirid yang biasa saya kerjakan pada tiap malam, terasa sangat berat dan tidak dapat berbuat apa-apa, sambil duduk akhirnya tertidurlah mataku.

Tiba-tiba mimpi orang-orang datang membawa orang miskin itu di di atas talam, dan orang-orang itu berkata kepadaku : 

Makanlah daging orang ini sebab engkau telah mengghibah padanya. 

Maka langsung saya sadar, dan saya tidak merasa ghibah padanya hanya tergerak dalam hati, tetapi saya diperintahkan harus minta halal kepada orang itu, maka tiap hari saya berusaha mencari orang itu, akhirnya bertemu di tepi sungai sedang mengambil daun-daunan yang rontok untuk dimakan dan ketika saya memberi salam kepadanya, langsung ia berkata : 

Apakah akan mengulangi lagi hai Abui Qasim ? 

Jawabku : Tidak. Maka ia berkata : Semoga Allah mengampunkan kami dan kamu. 

Pendekatan 76.1: Setengah dari tanda kebodohan murid


76.1) Setengah dari tanda kebodohan murid jika ia berbuat salah lalu ditangguhkan hukumannya, lalu ia berkata : 

Andaikata termasuk dosa tentu sudah diputuskan bantuan dan sudah dijauhkan. 

Ingatlah adakalanya telah diputuskan bantuan (kurnia) dengan jalan yang ia tidak merasa, 

meskipun hanya berupa tidak ada tambahan baru, 

dan adakalanya pula ia telah dijauhkan padahal ia tidak mengetahui, 

meskipun jauh itu hanya berupa membiarkan engkau menurutkan hawa nafsumu.

20230519

Pendekatan 75: Merasa takut jika selalu dapat kurnia Allah.

75) Hendaknya kau merasa takut jika kau selalu mendapat kurnia Allah, sebaliknya kau tetap dalam perbuatan maksiat kepadaNya jangan sampai kurnia itu semata-mata istidraj oleh Allah. 

Istidraj : 

Yaitu mengulur, memberi terus menerus supaya bertambah lupa kemudian dibinasakan, juga berarti memperdava. 

Tiap berbuat dosa ditambah dengan nikmat, dan dilupakan minta ampun istighfar.

Maka ketika mereka telah melupakan apa yang telah diperingatkan kepada mereka.

Kami bukakan bagi mereka segala jalan, sehingga apabila mereka telah mabuk gembira terhadap segala hasil usahanya.

Sebagaimana firman Allah : 

Akan Aku putar mereka itu dengan jalan yang mereka tidak mengetahui (tidak sadar).

20230512

Pendekatan 74: Siapakah yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit

 74) Siapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan, maka berarti berusaha untuk hilangnya nikmat itu, dafi siapa yang syukur atas nikmat berarti telah mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kuat kukuh. 

Firman Allah : Bila kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat bagimu. 

Firman Allah : Tiada terjadi suatu nikmat bagimu melainkan itu dari Allah (maka itu dari Allah). 

Firman Allah : Adapun terhadap nikmat pemberian Tuhanmu, maka kau pergunakan (ceritakan/sebarkan). 

Annu’maan bin Basyir ra. berkata : Bersabda Nabi saw. : Siapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka tidak akan dapat mensyukuri nikmat yang banyak, dan siapa yang tidak berterima kasih kepada sesama manusia berarti tidak bersyukur kepada Allah. 

Syukur : Ialah merasa dalam hati, dan menyebut dengan lidah, dan mengerjakan dengan anggota badan. 

Ai-Junaid berkata : Ketika saya baru berusia 7 tahun hadir dalam majlis Assariyussaqathi, tiba-tiba saya ditanya : Apakah arti syukur ? 

Jawabku : Syukur ialah tidak menggunakan suatu nikmat yang diberi Allah untuk perbuatan maksiat. Assary berkata: Saya kuatir kalau bagianmu dari kurma Allah hanya dalam lidahmu belaka. Berkata Al-Junaid : Maka karena kalimat yang dikeluarkan oleh Assary itu saya selalu menangis, 

Kuatir kalau benar apa yang dikatakan oleh Assary itu. 

20230505

Pendekatan 73: Ingat semasa senang bukan semasa susah sahaja

 73) Siapa yang tidak suka menghadap (mendekat) kepada Allah 

dengan halusnya pemberian kurnia Allah, maka akan diseret supaya 

ingat kepada Allah dengan rantai ujian (bala*). 

Siapa yang tidak suka dzikir kepada Allah ketika sehat 

afiat dan murah rizqi, maka akan dipaksa supaya dzikir ingat kepada 

Allah dengan tibanya bala’ bencana, maka dalam kedua hal itu Allah 

berkenan akan menuangkan nikmat kurnia yang sebesar-besarnya 

kepada hambaNya.