-DUA KALIMAH SAHADAH-Dimanakah sandarannya? Apakah jawapannya? Bagaimanakah huraiannya?
SILA BACA KOMENT DAN TERBITAN YANG TERDAHULU UNTUK DAPATKAN MAKLUMAT LEBIH LANJUT .

20230428

Pendekatan 72: Orang tamak selalu rugi

 72) Engkau bebas merdeka dari segala sesuatu yang tidak engkau perlukan, dan engkau tetap menjadi hamba kepada apa yang engkau harapkan (inginkan). 

Andaikan tidak ada keinginan-keinginan yang palsu, pasti orang akan bebas merdeka tidak akan diperbudak oleh sesuatu yang tidak berarti (berharga). 

Contohnya : Burung helang rajawali yang terbang tinggi di angkasa lepas, sukar seorang akan mendapat menangkapnya, tetapi ia melihat sepotong daging yang tergantung pada perangkap, maka ia turun oleh sifat tamaknya dari angkasa itu, maka terjebak oleh perangkap itu sehingga ia menjadi permainan anak-anak kecil. 

Fatch Al-Maushily ketika ditanya tentang contoh orang yang menurutkan syahwat hawa nafsu dan sifat tamaknya, sedang tidak iauh dari tempat itu ada dua anak yang sedang makan roti, yang satu hanya makan roti, sedang yang kedua makan roti dengan keju, lalu yang makan roti ingin keju, maka ia berkata kepada temannya : Berilah kepadaku keju. 

Jawab temannya : Jika engkau suka saya jadikan anjingku, saya beri keju. Jawab yang minta : Baiklah. Maka lalu diikat lehernya dengan tali sebagai anjing dan dituntun. Berkata Fateh kepada orang yang bertanya: Andaikata anak itu tidak tamak pada keju, niscaya tidak menjadi anjing. 

Terjadi ada seorang murid didatangi oleh gurunya, maka ia ingin menjamu gurunya, lalu ia ingin keluarkan roti tanpa lauk pauk, dan tergerak dalam hati murid sekiranya ada lauk pauknya tentu lebih sempurna. Kemudian setelah selesai dimakan oleh guru apa yang dihidangkan itu, bangunlah guru itu keluar tiba-tiba di bawa ke penjara untuk ditunjukkan berbagai macamnya orang-orang yang dihukum, baik yang dipukul atau dipotong tangan dan lain-lainnya, lalu berkata guru kepada muridnya : Semua orang-orang yang kau lihat itu, yaitu orang yang tidak sabar makan roti saja tanpa lauk pauk. 

Ada seorang yang baru dikeluarkan dari penjara, yang masih terikat kakinya dengan rantai ia minta-minta sepotong roti kepada orang, maka dikatakan oleh orang yang dimintai : Andaikan sejak dahulu engkau terima dengan sepotong roti, maka takkan terikat kakimu itu. 

Ada seorang melihat seorang hakim sedang makan dari rerontokan buah yang jatuh di sungai, maka orang itu berkata : Hai orang hakim, sekiranya engkau mau kerja pada raja tentu engkau tidak sampai' makan rerontokan buah dalam sungai, maka dijawab oleh Hakim : Andaikan engkau suka menerima makanan ini tidak usah menjadi buruhnya raja (budak raja). 

20230427

Pageviews by Countries 27.04.2023 6.20 pagi

STATS TOP LOCATIONS 27.04.2023 6.20 pagi

1. Malaysia 999K

2. United States 163K

3. Russia 34.6K

4. Indonesia 31.4K

5. Sweden 31.2K

6. Germany 23.1K

7. Singapore 13.4K

8. India 6.93K

9. France 5.75K

10. Ukraine 4.34K

11. Hong Kong 3.07K

12. Brunei 2.83K

13. Netherlands 2.33K

14. Canada 2.01K

15. Unknown Region 1.82K

16. Spain 1.8K

17. China 1.75K

18. Türkiye 1.24K

19. United Kingdom 1.22K

20. Other 57.9K

20230421

Pendekatan 71: Tiap-tiap angan-angan terhadap sesuatu selain dari Allah

 71) Tiada sesuatu yang dapat memimpin/menuntun engkau seperti angan-angan (bayangan yang kosong). 

Wahm : Ialah tiap-tiap angan-angan terhadap sesuatu selain dari Allah, yang berarti angan-angan terhadap sesuatu yang tidak mungkin terjadi. 

20230414

Pendekatan 70: Andaikan sifat tamak itu dapat ditanyai

 70) Tidak akan berkembang biak berbagai cabang kehinaan itu, kecuali di atas bibit tamak (kerakusan). Sifat tamak (rakus) itu adalah bibit dari segala macam kehinaan dan kerendahan. 

Ahubakar Al-Warraq Alhakiem berkata : Andaikan sifat tamak itu dapat ditanyaii : Siapakah ayahmu? Pasti jawabnya : Ragu terhadap takdir Allah. Dan bila ditanya : Apakah pekerjaan mu ? Jawabnya : Merendahkan diri. Dan bila ditanya : Apakah tujuanmu? Jawabnya : Tidak dapat apa-apa.

Ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. baru masuk ke masjid jami’ di Basrah, didapatkan banyak orang yang memberi ceramah di dalamnya. Maka ia menguji mereka dengan beberapa pertanyaan dan yang ternyata tidak dapat menjawab dengan tepat, diusir dan tidak diizinkan memberi ceramah di masjid itu, dan ketika sampai ke majlis Al-Hasan Al-Basry, ia bertanya : Hai pemuda, saya akan bertanya kepadamu sesuatu, jika engkau dapat menjawab, aku izinkan engkau terus mengajar di sini, tetapi jika engkau tidak dapat menjawab, aku usir engkau sebagaimana lain-lain temanmu yang telah aku usir itu. 

Jawab Al-Hasan : Tanyakan sekehendakmu. 

Sayyidina Ali bertanya : Apakah yang dapat mengukuhkan agama ? 

Jawab Al-Hasan : Wara’ (yakni berjaga-jaga diri/menjauh dari segala syubhat dan haram). Lalu ditanya : Apakah yang dapat merusak agama ? Jawabnya : Tamak (rakus). Imam Ali berkata kepadanya : Engkau boleh tetap mengajar di sini, orang yang seperti engkau inilah yang dapat memberi ceramah kepada orang-orang. 

Seorang guru berkata : Dahulu ketika dalam permulaan bidayahku di Iskandariyah, pada suatu hari ketika aku akan membeli suatu keperluan dari seorang yang mengenal aku, timbul dalam perasaan hatiku; mungkin ia tidak menerima uangku ini, tiba-tiba terdengar suara yang berbunyi : Keselamatan dalam agama hanya dalam memutuskan harapan dari sesama makhluk. 

Wara’ dalam agama itu menunjukkan adanya keyakinan dan sempurnanya bersandar diri kepada Allah. 

Wara’ yaitu jika sudah merasa tiada hubungan antara dia dengan makhluk, baik dalam pemberian, penerimaan atau penolakan, dan semua itu hanya terlihat langsung dari Allah ta’ala. 

Sahi bin Abdullah berkata : Di dalam iman tidak ada pandangan sebab perantara, sebab itu hanya dalam Islam sebelum mencapai iman. 

Semua hamba pasti akan makan rizqinya, hanya mereka berbeda-beda : ada yang makan dengan berhina-hina yaitu peminta-peminta. Ada yang makan rizqinya dengan bekerja keras yaitu kaum buruh, ada yang makan rizqinya dengan menunggu, yaitu pedagang yang menunggu lakunya barang. Adapun yang makan rizqinya dengan rasa mulya, yaitu orang sufi yang merasa tidak ada perantara dengan Tuhan. 

20230407

Pendekatan 69: Siapakah yang berjalan, Yang sedang berjalan dan yang telah sampai kepada Allah.

 69) Allah telah memutuskan orang-orang yang berjalan menuju kepadaNya, dan yang telah sampai padaNya, daripada melihat/mengagumi amal (ibadat) dan keadaan diri mereka. 

Adapun orang yang masih sedang berjalan, karena mereka dalam amal perbuatan ibadat itu belum dapat melaksanakan dengan ikhlas menurut apa yang diperintahkan. 

Adapun orang-orang yang telah sampai, maka karena mereka telah sibuk melihat kepada Allah, sehingga lupa pada amal perbuatan sendiri. 

Sehingga bila ada perbuatan diri, maka itu hanya kurnia taufiq dari Allah semata-mata. 

Tanda bahwa Allah telah memberikan taufiq hidayat pada seorang hamba, apabila disibukkan hamba itu dengan amal perbuatan taat, tetapi diputuskan daripada ujub dan bangga dengan amal perbuatan itu, karena merasa belum tepat mengerjakannya, atau karena merasa bahwa perbuatan itu semata-mata kurma Allah sedang ia sendiri merasa tiada berdaya untuk melaksanakan, andaikan tiada kurma rahmat Allah.