-DUA KALIMAH SAHADAH-Dimanakah sandarannya? Apakah jawapannya? Bagaimanakah huraiannya?
SILA BACA KOMENT DAN TERBITAN YANG TERDAHULU UNTUK DAPATKAN MAKLUMAT LEBIH LANJUT .

20231208

Pendekatan 100: Allah jadikan kita ahli yang taat beribadat sebagai balasan atas ketaatan kita.

Cukup menjadi balasan Allah atas ketaatanmu, jika Allah redha (rela) menjadikan engkau ahli taat/ibadat. 

Taufiq dan hidayah yang diberikan Allah kepada seorang hamba itu sebagai kurnia yang sebesar-besarnya bagi seorang hamba, sebab dengan hidayat dan taufiq itulah seorang hamba dapat menerima nikmat dan bahagia dunia akhirat.

[ Jika Allah menjadikan engkau hamba yang taat beribadat maka itulah balasan Allah atas ketaatan engkau.

Ada yang taat, tetapi hidup dalam kesempitan. Ada yang bergelumang dosa, tetapi hidup dalam kesenangan.

Allah SWT berkuasa melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia hendaki sesuatu, Dia hanya berkata, “Jadilah!” maka jadilah sesuatu itu. ]

20231130

Pendekatan 99: Ada amalan yang dibalas segera didunia dan ada yang ditangguh diakhirat.

Maha agung Tuhan, jika seorang hamba beramal maka tidak ditangguh (segera) akan dibalas kemudian hari. 

[ Setiap amalan ada balasannya. Ada yang segera dan ada yang ditangguhkan.

Panjang angan-angan boleh melupakan akhirat dan mengikut hawa nafsu itu menentang yang hak. Dunia sudah berjalan meninggalkan kita dan akhirat akan tiba. Masing-masing ada pengikut, maka jadilah pengikut akhirat dan jangan menjadi pengikut dunia.

Hari ini beramal tetapi tidak ada hisab. Bila sampai masa hisab tetapi tiada amal. Maka banyakkan amal sekarang sebab belum tentu dapat beramal hari esok.]


20231124

Pendekatan 98: Maha Memberi sementara hambanya menyampaikan pemberian tersebut. Maha Menolak kerana menyelamatkan hambanya dari mudarat.

Pemberian dari makhluk itu suatu KERUGIAN dan penolakan dari Allah itu suatu PEMBERIAN dan kurnia.

Ali bin Abi Thalib ra. berkata : Jangan merasa adanya yang memberi nikmat kepadamu selain Allah. Dan anggaplah segala nikmat yang engkau terima dari selain Allah itu sebagai kerugian, (yakni di antara engkau dengan Allah tidak ada perantara, maka semua nikmat yang engkau terima semata-mata dari Allah, dan bila terjadi engkau merasa menerima nikmat dari sesama manusia, maka itu sebagai kerugian bagimu). 

Seorang Hakim berkata : 'Makan' budi kebaikan manusia itu lebih berat daripada sabar karena kekurangan (ketiadaan). 

Pemberian dari makhluk, pada umumnya menyebabkan terhijab dari Allah, sehingga tidak ingat pada Allah, dan merasa berhutang budi kepada sesama manusia, dan inilah letak kerugian moral. 

Sebaliknya penolakan yang menyebabkan ingat kepada Allah itu, berarti suatu kurnia nikmat besar dari Allah

Pendekatan 97: Terlipatnya zaman, tempat, dunia dan nafsu adalah karomah para wali. Tetapi Istiqamah lebih baik dari Karomah.

Singkatnya jalan yang sesungguhnya, ialah jika terlipat untukmu jarak-jarak dunia ini, sehingga engkau dapat melihat akherat itu lebih dekat kepadamu daripada dirimu sendiri. 

Ath-thayyu : Terlipatnya bumi, sehingga jarak yang sejauh-jauhnya dapat ditempuh dengan satu langkah sudah sampai. 

Ath-thayyu : Juga berarti menghabiskan masa siang malam dengan sembahyang dan puasa semata-mata. 

Dalam lain keterangan Ibn Atha Allah berkata : Andaikan nur keyakinan itu telah terbit terang dalam hatimu, pasti engkau akan dapat melihat akherat itu lebih dekat kepadamu daripada engkau akan pergi ke sana, dan pasti dapat melihat segala keindahan dunia ini diliputi oleh suramnya kerusakan atau kehancuran yang bakal menimpa kepadanya. 

Link Pilihan:

https://dinulqoyim.com/lipatan-yang-sebenarnya/

20231117

Pendekatan 96: Segala kekuasaan dan kebesarannya hanya milik Allah.

Jika engkau ingin mendapatkan kemuliaan yang tidak rosak, maka jangan membanggakan kemuliaan yang rosak. 

Sentiasa baca Al Fatihah

Kemuliaan yang tidak rosak hanya kemuliaan dengan Allah, bersandar diri kepada Allah, sebab Allah kekal tidak rosak. Adapun jika berbangga dengan kekayaan, kebangsaan, kedudukan, maka semua itu palsu, rosak dan tidak kekal, maka siapa yang bersandar atau berbangga dengan kepalsuan atau bayangan, maka pasti binasa dan rosak bersama dengan apa yang dibanggakan itu. 

Firman Allah : 

Apakah mereka mengharapkan pada apa yang mereka sanjung itu suatu kemuliaan, ketahuilah sesungguhnya kemuliaan itu semuanya milik dan hak Allah Ta’ala. 

Hikayat : Seorang datang kepada Raja Harun Arrasyid untuk memberi nasehat, tiba-tiba Harun Arrasyid marah kepadanya, lalu memerintahkan kepada pengawalnya supaya mengikat orang itu bersama dengan keledainya yang nakal, supaya mati ditendang keledai. Setelah perintah itu dilaksanakan, tiba-tiba keledai itu baik (tidak nakal) kepada orang yang akan dihukum. 


Kemudian Harun Arrasyid menyuruh supaya dimasukkan dalam rumah dan pintunya ditutup dengan simen, supaya mati di dalamnya, tiba-tiba orang yang dipenjara itu telah ada di kebun, sedang pintu rumah tetap tertutup, maka dipanggil oleh Harun Arrasyid dan ditanya : Siapa yang mengeluarkan engkau dari rumah? 

Jawabnya : Yang memasukkan saya dalam kebun. 

Disoal lagi: Dan siapa yang memasukkan ke dalam kebun ? 

Jawabnya : Yang mengeluarkan aku dari rumah.

Kemudian menyuruh pengawalnya membawa orang itu di atas kendaraan keliling kota, dan memberitahu kepada orang-orang : Ingatlah bahwa Harun Arrasyid akan menghina seorang yang telah dimuliakan oleh Allah, maka tidak dapat. 


Seorang datang kepada seorang arif sambil menangis, maka ditanya oleh 

orang arif (wali) : Mengapa engkau menangis ? Jawabnya : Karena guruku telah mati. Berkata orang arif : Mengapakah engkau berguru kepada orang yang mati. 


20231110

Pendekatan 95: Hawa nafsu menunjukkan adanya penipuan didunia ini.

95) Alam ini lahirnya berupa tipuan

dan batinnya sebagai peringatan, 

maka hawa nafsu melihat lahir tipuannya

sedang mata hati memperhatikan akibatnya (sebagai peringatan). 


Firman Allah : 

Maka janganlah kamu tertipu oleh kehidupan dunia. 


Firman Allah : 

Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan kesenangan yang menipu

20231103

Pendekatan 94: Pengertiaan tentang penolakanNYA

94) Apabila Allah membukakan bagimu 

pengertian (faham) tentang penolakanNya, 

maka berubahlah penolakan menjadi pemberian


Apabila Tuhan telah memperlihatkan kepadamu 

hikmat kebijaksanaanNya 

dalam apa yang dijauhkannya daripadamu, 

maka itu berarti 

suatu kurnia Tuhan kepadamu, 

sehingga terasa olehmu 

keselamatanmu dunia dan akhiratmu. 


20231027

Pendekatan 93: Utamakan tidak dapat daripada dapat

93) Ada kalanya Allah memberi kepadamu kekayaan (kesenangan) dunia, tetapi tidak memberi kepadamu taufiq hidayatNya, 

Dan ada kalanya Allah menolak (tidak memberi) kamu dari kesenangan dunia dan kemewahanNya, tetapi memberi kepadamu taufiq dan hidayatNya. 

Muhyiddin Ibn Araby berkata : 

1. Jika ditahan permintaanmu berarti engkau telah diberi, dan 

1. Jika segera diberi permintaanmu berarti telah ditolak dari sesuatu yang lebih besar.

Karena itu utamakan tidak dapat daripada dapat, dan sebaiknya seorang hamba tidak memilih sendiri, tetapi menyerah sebulat-bulatnya kepada Tuhan yang menjadikannya, yang mencukupi segala keperluan. 

20231020

Pendekatan 92: Lebih aman dalam kesempitan

92) Di dalam masa kelapangan hawa nafsu dapat mengambil bagiannya karena gembira, sedang dalam masa sempit tidak ada bagian sama sekali untuk hawa nafsu. 

Karena itu manusia lebih aman dalam kesempitan, karena hawa nafsu tidak dapat memperdaya. 

Abul Hasan As Syadzily ra. berkata : 

Al Qabdhu Wal Basthu (Hati Risau dan Hati Riang) selalu silih berganti dalam perasaan tiap hamba, bagaikan silih berganti siang dan malam. 

Dan sebabnya Qabdhu (risau hati) itu salah satu dari tiga : 

1. Karena dosa atau 

2. kehilangan dunia, atau 

3. dihina orang. 


Maka ada seorang hamba, 

1. jika merasa berdosa harus segera bertobat

2. jika kehilangan dunia, harus rela dan menyerah kepada hukum Allah, 

3. jika dihina orang harus sabar. 

Dan jagalah dirimu jangan sampai kamu merugikan (aniaya) lain orang, dan apabila terjadi Qabdhu (risau hati) itu tidak diketahui sebabnya, maka harus tenang menyerah.

Insya Allah jika tenang menyerah, tidak lama akan sirna masa gelap dan 

berganti dengan terang, ada kalanya terang bintang yaitu ilmu atau sinar bulan yaitu tauhid, atau matahari yaitu ma’rifat, tetapi jika tidak tenang dimasa gelap (risau hati) mungkin akan terjerumus dalam kebinasaan. 

Adapun dalam masa Basthu (riang hati), maka sebabnya adalah : 

1. Karena bertambahnya kelakuan ibadat (taat) dan 

2. bertambahnya ilmu ma'rifat atau karena bertambahnya kekayaan atau kehormatan, dan 

3. kerana pujian dan sanjungan orang kepadanya. 

Maka adab seorang hamba : Jika merasa bertambah taat ibadatnya dan ilmu ma'rifatnya harus merasa bahwa itu semata-mata kumia Tuhan, dan beihati-hati jangan sampai merasa bahwa itu dari kerajinan sendiri. 

Dan jika mendapat tambah keduniaan, maka ini pula yang harus dianggap bahwa itu semata-mata kurnia Allah, dan harus waspada jangan sampai terkena bahayanya. 

Adapun jika berupa pujian sanjungan orang kepadamu, maka kehambaanmu mengharuskan bersyukur kepada Allah yang telah menutupi keburukanmu, sehingga orang-orang hanya mengenal kebaikanmu, semata-mata. 

20231013

Pendekatan 91: Rasa kelezatan hawa nafsumu

91) Orang arif jika merasa lapang lebih takut,

 dari pada berada dalam kesempitan, 

dan tidak dapat tegak di batas-batas adab 

dalam keadaan lapang itu kecuali sedikit sekali. 


Aba Bakar As Siddig ra. berkata : 

Kami diuji dengan kesukaran, 

maka kami tahan sabar, 

tetapi ketika diuji dengan kesenangan (kelapangan), 

hampir tidak sabar (tahan). 


Yusuf bin Husain Ar Razy menulis surat kepada Al-Junaid : 

Semoga Allah tidak memberi kepadamu 

rasa kelezatan hawa nafsumu

sebab jika engkau merasakan kelezatannya, 

maka tidak akan merasakan kebaikan untuk selamanya. 

20231006

Pendekatan 90: berdiri di "atas landasan "La Hawla Wa La Quwwata Illa Billah"

90) Allah melapangkan bagimu, SUPAYA engkau tidak selalu dalam kesempitan, DAN Allah menyempitkan bagimu SUPAYA engkau tidak hanyut dalam kelapangan, DAN Allah melepaskan engkau dari keduanya, SUPAYA engkau tidak bergantung kepada sesuatu selain Allah. 

Allah menambah keadaanmu :

1. dari sedih ke gembira, 

2. dari sehat ke sakit, 

3. dari kaya ke miskin, 

4. dari terang ke gelap, 

supaya mengerti bahwa engkau tidak bebas dari hukuman ketentuanNya, 

supaya selalu engkau berdiri di "atas landasan 

"La Hawla Wa La Quwwata Illa Billah

(Tidak ada daya untuk mengelakkan sesuatu dan tidak ada kekuatan untuk melaksanakan sesuatu, kecuali dengan pertolongan Allah Ta’ala). 


Firman Allah : Supaya kamu 

1. tidak sedih (menyesal) terhadap apa yang terlepas dari tanganmu, 

2. dan tidak gembira atas apa yang diberikan kepadamu. 

20230929

Pendekatan 89: Tujuan permintaan orang arif

89) Tujuan permintaan orang arif kepada Allah, hanya 

1. Semoga dapat bersungguh-sungguh dalam kehambaan dan 

2. Tetap dalam menunaikan kewajiban terhadap Tuhan. 


Abu Madyan berkata : 

1. Jauh berbeda antara orang yang semangat keinginannya kepada bidadari dan gedung, 

2. Dengan orang yang keinginannya selalu bertemu kepada Tuhan yang menciptakan dan yang mempunyai gedung. 

3. Sungguh-sungguh dalam sifat kehambaan ialah: berakhlak dan beradab sebagai seorang yang patuh taat kepada tuannya. 


20230922

Pendekatan 88: Jika engkau baik sangka terhadap Allah, tentu baik juga perbuatannya engkau.

88) Pengharapan yang sesungguhnya ialah yang disertai amal perbuatan kalau tidak demikian, maka itu hanya angan-angan (lamunan) belaka. 

Rasulullah saw. bersabda

Seorang yang sempurna akal ialah yang meneliti dirinya dan bersiap untuk menghadapi maut, 

sedang orang bodoh ialah yang selalu menurutkan hawa nafsu dan mengharap berbagai macam harapan.


Ma’ruf Al Karkhi berkata : 

1. Mengharap surga tanpa amal perbuatan itu dosa, dan 

2. Mengharap syafaat tanpa sebab berarti tertipu, dan 

3. Mengharapkan rahmat dari siapa yang tidak engkau taati perintahnya berarti kebodohan. 


Al-Hasan ra. berkata

Sesungguhnya ada beberapa orang yang tertipu oleh angan-angan keinginan pengampunan, sehingga mereka keluar dari dunia (mati), sedang belum ada bagi mereka suatu hasanat (kebaikan) sama sekali. 

Sebab mereka berkata

Kami baik sangka terhadap Allah, pada hal berdusta dalam pengakuan itu, sebab andaikan mereka baik sangka terhadap Allah, tentu baik pula perbuatannya. 


Al-Hasan lalu membacakan ayat Qur’an : 

Itulah persangkaanmu terhadap Tuhan telah membinasakan kamu, maka kamu termasuk orang-orang yang rugi. 


Al-Hasan berkata

Hai hamba Allah berhati-hatilah kamu dan angan-angan (lamunan) yang palsu, sebab itu sebagai jurang kebinasaan, kamu akan sebarangan / terlalai karenanya, demi Allah tidak pernah Allah memberi pada seorang hamba kebaikan semata-mata kamu angan-angan belaka, baik untuk dunia maupun untuk akhirat.

20230915

Pendekatan 87: Orang arif tidak mempunyai isyarat

87) Bukan seorang arif itu, orang yang bila ia menunjuk sesuatu ia merasa bahwa Allah lebih dekat dan isyaratNya.

Tetapi orang arif itu ialah yang tidak mempunyai isyarat, 

karena merasa lenyap diri dalam wujud Allah, 

dan diliputi oleh pandangan (syuhud) kepada Allah. 

Yakni siapa yang masih mempunyai pandangan kepada sesuatu selain Allah, 

maka belum sempurna sebagai seorang (yang mengenal kepada Allah).

Tetapi seorang arif yang sesungguhnya ialah yang merasakan kepalsuan segala sesuatu selain Allah, sehingga pandangannya tiada lain melainkan kepada Allah. 

20230908

Pendekatan 86: Allah suka pada tiap hati yang selalu berduka cita

86) Sedih karena tidak dapat melakukan suatu amal ibadat, yang disertai oleh rasa malas untuk melakukannya, itu suatu tanda bahwa ia terpedaya (tertipu) oleh syaithan. 

Jika ketinggalan suatu amal kebaikan merasa sedih, tetapi bila mendapat kesempatan tidak segera melakukannya, maka itu suatu tanda telah dipermainkan oleh syaithan. 

Bersabda Nabi saw. : Sesungguhnya Allah suka pada tiap hati yang selalu berduka cita. 

Abu Ali Al Daqqad berkata : Seorang yang menyesal, dapat menempuh jalan menuju kepada Allah dalam tempo satu bulan, apa yang tidak dapat ditempuh oleh orang yang tidak merasa menyesal (sedih) dalam beberapa tahun.

Karena itu termasuk dalam sifat utama bagi Rasulullah saw. Mutawashilul-ahzan, daa'imul fikir Rasulullah saw. selalu merasa berduka cita dan selalu berfikir. 

Rabi'ah Al-Adawiyah mendengar seorang berkata : Alangkah sedihnya. Maka berkata : Rabi’ah : Katakanlah : Alangkah sedikitnya rasa sedihku, sebab bila engkau benar-benar merasa sedih, tidak berkesempatan untuk bersuka-suka. 

20230901

Pendekatan 85: Yang harus engkau minta dari Allah

85) Sebaik-baik yang harus engkau minta dari Allah, ialah apa-apa yang Allah menyuruh kamu. 

Yakni sebaik-baik yang harus engkau minta kepada Allah supaya engkau tetap iman, patuh taat pada semua perintah dan larangan, istiqamah dalam pengabdian diri ke hadirat Allah.

Itulah sebaik-baik yang harus engkau minta, baik untuk dunia maupun untuk akhirat, sebab hanya itulah bahagia yang tiada tara bandingannya. 

Karena itu sebaik-baik doa : 

Ya Allah aku mohon kepadaMu, ridhaMu, dan surgaMU, dan aku berlindung kepadaMu dari murkaMu dan api neraka. 

20230825

Pendekatan 84: Merasa cukup kaya dengan Allah dalam hatimu

84) Apabila Allah telah memberi rizqi kepadamu berupa perasaan puas melakukan taat (ibadat) pada lahirmu, dan merasa cukup kaya dengan Allah dalam hatimu, sehingga benar-benar tidak ada sandaran bagimu kecuali Allah. Maka ketahuilah bahwa Allah telah melimpahkan kepadamu nikmat lahir batin. 

Seorang hamba dituntut dua macam, yaitu (1) menurut perintah dan meninggalkan larangan pada lahirnya, dan (2) bersandar/berharap kepada Allah pada batinnya.

Karena itu siapa yang diberi rizqi oleh Allah demikian, berarti telah menerima kurnia nikmat Allah yang lengkap lahir batin. 


20230818

Pendekatan 83: Ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Allah

83) Jika kau ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Allah, maka perhatikan di dalam bagian apa Allah menempatkan kau. 

Rasulullah saw. bersabda : Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah menempatkan/mendudukkan hambaNya, sebagaimana hamba itu mendudukkan Allah dalam jiwanya (hatinya). 

Al Fudhail bin Iyadh ra. berkata : Sesungguhnya seorang hamba dapat melakukan taat ibadat kepada Tuhan itu hanya menurut kedudukannya di sisi Tuhan, atas perasaan imannya terhadap Tuhan, atau kedudukan Tuhan di dalam hatinya. 

Wahb bin Munabbih berkata : Saya telah membaca dalam kitab-kitab Allah yang dahulu. Firman Allah : 

Hai anak Adam, taatilah perintahKu dan jangan engkau beritahukan kepadaKu apa keperluan yang baik bagimu. (Yakni engkau jangan mengajari kepadaKu apakah yang baik bagimu). 

Sesungguhnya Aku telah mengetahui kepentingan hambaKu, Aku memuliakan siapa yang patuh pada perintahKu, dan menghina siapa yang meremehkan perintahKu. Aku tidak menghiraukan kepentingan hambaKu, sehingga hambaKu memperhatikan hakKu (yakni kewajibannya terhadap Aku).

Pendekatan 82: Carilah manisnya amal itu pada tiga perkara.

82) Siapa yang dapat merasakan buah dan amal ibadatnya di dunia ini. maka itu dapat dijadikan tanda diterimanya amal itu oleh Allah kelak. 

Buah dan amal ibadat di dunia ini ialah merasakan lazat manisnya amal itu, sehingga terasa sebagai nikmat yang tidak ada bandingnya. 

Utbah Al-Ghulam berkata : Saya melatih diri sembahyang malam dua puluh tahun, setelah itu baru saya merasakan nikmat bangun malam, 

Tsabit Al-Bunani ra. berkata : Saya melatih membaca Qur’an dua puluh tahun setelah itu baru saya merasakan nikmat membaca Qur'an. 

Abu Turab berkata : Jika seorang 

(1) bersungguh-sungguh dalam niat amalnya, dapat merasakan nikmat amal itu sebelum mengerjakannya, dan 

(2) apabila ikhlas dalam melakukannya merasakan manisnya amal ketika melakukannya, dan amal yang sedemikian sifatnya, itulah amal yang diterima dengan kurnia Allah. 

Al-Hasan berkata : Carilah manisnya amal itu pada tiga, maka bila kamu telah mendapatkannya bergembiralah dan teruskan mencapai tujuanmu, apabila belum kamu dapatnya ketahuilah bahwa pintu masih tertutup yaitu ketika (1) ketika baca Qur’an, dan (2) ketika berzikir, dan (3) ketika sujud

Ada pula yang menerangkan : dan ketika bersedekah dan ketika bangun malam. Sejak bilakah kau merasa telah mengenal Allah ? 

Iaitu ketika akan berbuat pelanggaran terhadap ajaranNya merasa malu daripadaNya. 

20230811

Pendekatan 81: Tempat pembalasan bagi hamba yang mukmin

81) Sesungguhnya Allah menjadikan akhirat untuk tempat pembalasan bagi hamba yang mukmin, 

sebab dunia ini tidak cukup untuk tempat apa yang akan diberikan kepada mereka, 

juga karena Allah sayang akan memberikan balasan pahala mereka di tempat yang tidak kekal. 


Rasulullah saw bersabda : 

Sesungguhnya tempat pecut kuda di dalam surga lebih berharga (baik) dari dunia seisinya. 


Rasulullah saw. menceritakan apa yang disabdakan oleh Allah ta’ala : 

Aku telah sediakan untuk hambaKu yang solihin, apa-apa yang belum pernah dilihat oleh mata, atau didengar oleh telingan, atau 

tergerak dalam hati manusia. 


20230804

Pendekatan 80: Menjawab dan menceritakan semua yang ia tahu, itulah orang bodoh.

80) Siapa yang selalu menjawab segala pertanyaan, 

dan menceritakan segala yang telah dilihat, 

dan menyebut segala apa yang ia ingat (ketahui), 

maka ketahuilah bahwa yang demikian itu tanda kebodohan orang itu. 


Menjawab segala pertanyaan yang berhubungan ilmu bathin yang dituangkan Allah dalam hati orang arifin, 

menunjukkan adanya kebodohan

demikian pula jika menceritakan segala yang dilihat, 

sebab semua itu berupa rahasia Allah yang diberikan kepada seorang hambaNya, 

maka jika diterangkan kepada yang bukan ahlinya, 

hanya akan menjadikan ejekan dan pendustaan belaka. 

Karena itu menerangkan (menceritakan) berarti bodoh


20230728

Pendekatan 79: Supaya tidak ada orang berbangga dengan amal perbuatannya.

79) Jarang sekali terjadi kurnia besar dari Allah itu kecuali secara mendadak (tiba-tiba), 

supaya tidak ada orang yang mengaku bahwa ia dapat karena telah mengadakan persiapan untuk menerima kurnia itu. 


Allah mewahyukan kepada Nabi Musa as. : 

Tahukah engkau mengapakah Aku mengangkat engkau sebagai Nabi yang langsung mendengar kalam Ku? 

Jawab Musa : Engkau yang lebih mengetahui. 

Bersabda Tuhan : Ketika Aku larikan semua kambing Nabi Syuaib yang kau pelihara itu, sehingga dengan susah payah engkau mengejar kambing-kambing itu untuk mengembalikannya, tetapi kemudian setelah kembali semuanya engkau tidak merasa jengkel/marah, maka itulah sebabnya. 


Dalam Hadits, seorang pelacur yang memberi minum kepada anjing, 

tiba-tiba Allah bersyukur kepadanya dan mengampunkan semua dosanya. 

Demikianlah kehormatan dan kurnia-kurnia besar dari Allah itu, tidak dapat diraba oleh manusia, dan selalu diberikan oleh Allah secara tiba-tiba, supaya tidak ada orang berbangga dengan amal perbuatannya.

20230721

Pendekatan 78: Allah sendiri yang memilih dua kaum

78) Ada kaum yang oleh Allah didudukkan dalam bagian ibadat semata-mata dan ada kaum yang diistimewakan oleh Allah dengan kecintaanNya. 

Untuk masing-masing Kami (Allah) memberi Kurnia 

dan pemberian-pemberian, 

dan pemberian Tuhanmu tidak terbatas. 


Allah sendiri yang memilih hambanya, 

(PERTAMA) maka ada yang dipilih untuk melaksanakan ibadat yang lahir 

ialah mereka para aabid dan zahid, 

(KEDUA) dan ada pula yang dipilih oleh Allah untuk kesayangan (kekasih) Allah 

dan mereka ini orang-orang aarif muhibbin 

yang tidak ada tempat dalam hati mereka kecuali dzikrullah semata-mata. 

Menganggap dunia ini kosong tidak ada apa-apa kecuali 

Allah yang menciptakan dan melaksanakan segala sesuatunya. 


20230714

Pendekatan 77: MUQARRABIN , ABRAAR dan TAUFIQ HIDAYAT

 

77) Jika kau melihat seorang yang ditetapkan oleh Allah dalam menjaga wiridnya, 

sampai lama tidak juga menerima kurnia (keistimewaan) dari Allah, 

maka jangan kau remehkan pemberian Tuhan kepadanya, 

karena belum terlihat padanya tanda orang arif, 

atau keindahan orang cinta pada Allah, 

sebab sekiranya tidak ada wand (kurnia Allah), maka tidak mungkin adanya wirid. 


Hamba Allah yang mendapat keistimewaan dari Allah ada dua macam : 

MUQARRABIN dan ABRAAR

Adapun hamba yang MUQARRABIN itu, maka mereka yang telah dibebaskan dari kepentingan dunia, yang hanya sibuk menunaikan ibadat kepada Tuhan, karena merasa sebagai hamba yang mengharapkan keridhaan Allah semata-mata, dan mereka ini yang disebut aarifin, muhibbin. 


Adapun orang ABRAAR, mereka yang masih merasa banyak kepentingan di dunia, di samping kewajiban-kewajiban taat ibadat kepada Allah, dan mereka yang dinamakan orang zahid aabid, dan masing-masing mendapat kurnia sendiri-sendiri di dalam tingkat derajatnya yang langsung dari Allah ta’ala. 

Sebenarnya seorang yang mendapat TAUFIQ HIDAYAT dari Allah sehingga istiqamah dalam menjalankan suatu wirid (kelakuan taat/ ibadat), berarti telah mendapat kurnia dan rahmat yang besar sekali. 

Sebab ia berarti telah diberi kunci oleh Allah untuk membuka dan menghasilkan lain-lain karunia kebesaran dari Allah.

20230707

Pendekatan 76.8: Ibrahim Al-Khawaash ra. berkata

76.8) Ibrahim Al-Khawaash ra. berkata : 

Ketika saya di tengah perjalanan tiba-tiba merasa lapar, kemudian sampai di kota Array, maka berkata dalam hati : 

Di sini saya ada banyak sahabat, maka jika saya bertemu tentu mereka akan menjamu saya, maka ketika telah masuk ke kota, tiba-tiba saya melihat perbuatan-perbuatan mungkar, yang mana saya merasa berkewajiban harus nahi mungkar.

Tiba-tiba saya ditangkap dan dipukuli oleh orang-orang. Sehingga bertanya dalam hati : 

Mengapa saya dipukuli oleh orang padahal saya ini lapar. Tiba-tiba diingatkan dalam hatiku : 

Engkau mendapat hukuman itu karena kau mengharap dijamu oleh sahabat-sahabatmu. 


Firman Allah dalam salah satu wahyunya : 

Sesungguhnya seringan-ringan siksaKu terhadap orang alim 

jika ia mengutamakan syahwatnya daripada cintaKu, 

akan Aku haramkan daripada merasakan kelezatan bermunajat kepada Ku. 

20230630

Pendekatan 76.7: Ibrahim bin Adham ra. berkata

 

76.7) Ibrahim bin Adham ra. berkata : 

Seorang tidak akan mencapai darajat orang sholihin, sehingga melalui enam rintangan : 

1. Menutup pintu kemuliaan, membuka pintu kehinaan

2. Menutup pintu nikmat, membuka pintu kesukaran

3. Menutup pintu istirahat, membuka pintu perjuangan

4. Menutup pintu tidur, membuka pintu jaga

5. Menutup pintu kekayaan, membuka pintu kemiskinan

6. Menutup pintu harapan, membuka pintu bersiap menghadapi maut. 

20230623

Pendekatan 76.6: Abu Sulaiman Addarany ra. berkata

 

76.6) Abu Sulaiman Addarany ra. berkata : Allah telah mewahyukan kepada Nabi Dawud as. : 

Sesungguhnya Aku menjadikan itu syahwat hanya untuk orang-orang yang lemah dan pada hambaKu, karena itu awaslah jangan sampai hatimu tertawan oleh syahwat itu, 

maka seringan-ringan siksa untuknya ialah aku cabut manisnya rasa cinta kepadaku dari dalam hatimu.


Dalam sebagian wahyu Allah kepada Dawud as. : 

Hai Dawud berpeganglah pada ajaranKu, 

dan tahanlah nafsumu untuk kesenangan dirimu, 

jangan sampai engkau tertipu daripadanya, 

niscaya engkau terhijab dari cintaKu, 

putuskan syahwatmu karena Aku, 

sebab Aku hanya memberikan syahwat itu untuk hambaKu yang lemah

untuk apakah orang-orang yang kuat akan memuaskan syahwat, 

padahal ia akan mengurangi kelezatan bermunajat kepadaKu, 

sebab Aku tidak merelakan dunia ini untuk kekasihKu, 

bahkan Aku bersihkan ia dari padanya. 


Hai Dawud, jangan engkau mengadakan antaraKu dengan 

engkau suatu alam yang dapat menghijab engkau karena mabuk pada 

alam itu daripada cinta kepadaKu, mereka hanya perompak di tengah 

jalan terhadap hambaKu yang baru berjalan. 


Usahakanlah untuk meninggalkan syahwat dengan banyak puasa

Hai Dawud cintailah Aku dengan memusuhi hawa nafsumu, dan 

tahanlah dari syahwatnya, niscaya engkau melihat kepadaKu, dan 

engkau akan dapat melihat yang terbuka antaraKu dengan engkau. 

20230616

Pendekatan 76.5: Seorang sufi kehilangan anak

76.5) Seorang sufi kehilangan anak, hingga tiga hari tidak mendapat beritanya, 

maka ada orang yang berkata kepadanya : 

Mengapa engkau tidak minta kepada Allah, 

supaya mengembalikan anak itu kepadamu ? 

Jawabnya : Tantanganku terhadap putusan Allah itu akan lebih berat 

bagiku daripada hilangnya anak.

20230609

Pendekatan 76.4: Abaikanlah orang-orang yang masih bodoh

76.4) Rasulullah saw. bersabda : 

Tuhan telah mendidikku sebaik-baik didikan dan menyuruhku 

melakukan akhlaq yang sebaik-baiknya. 


Yaitu dalam ayat 

Ambilah hati mereka dengan suka memaafkan, 

dan anjurkan perbuatan-perbuatan yang baik dan mudah, 

dan abaikanlah orang-orang yang masih bodoh, (jangan dituntut) mereka yang masih bodoh itu. 

20230602

Pendekatan 76.3: Tanda seorang mendapat TAUFIK atau DIHINAKAN

76.3) Tanda seorang mendapat TAUFIK itu ada TIGA : 

1 . Mudah mengerjakan amal kebaikan, padahal ia tidak niat dan bukan tujuannya. 

2. Berusaha untuk berbuat maksiat, tetapi selalu terhindar daripadanya. 

3. Selalu terbuka baginya kebutuhan dan hajat kepada Allah ta’ala. 



Tanda seorang yang DIHINAKAN oleh Allah ada TIGA : 

1. Sukar melakukan ibadat/taat, padahal ia sudah berusaha sungguh-sungguh. 

2. Mudah terjerumus ke dalam maksiat, padahal ia berusaha menghindarkannya. 

3. Tertutupnya pintu berhajat kepada Allah, sehingga merasa tidak perlu berdoa dalam segala hal. 


20230526

Pendekatan 76.2: Abul-Qasim Al-Junaid ra. berkata

76.2) Abul-Qasim Al-Junaid ra. berkata : 

Ketika saya sedang menunggu janazah bersama orang-orang banyak yang akan disembahyangkan di masjid Assyuniziyah, tiba-tiba ada seorang miskin minta-minta, maka dalam perasaan hatiku : 

Andaikan orang itu bekerja sedikit-sedikit supaya tidak minta-minta, tentu akan lebih baik baginya. 

Kemudian ketika pada malam harinya, saya akan mengerjakan wirid yang biasa saya kerjakan pada tiap malam, terasa sangat berat dan tidak dapat berbuat apa-apa, sambil duduk akhirnya tertidurlah mataku.

Tiba-tiba mimpi orang-orang datang membawa orang miskin itu di di atas talam, dan orang-orang itu berkata kepadaku : 

Makanlah daging orang ini sebab engkau telah mengghibah padanya. 

Maka langsung saya sadar, dan saya tidak merasa ghibah padanya hanya tergerak dalam hati, tetapi saya diperintahkan harus minta halal kepada orang itu, maka tiap hari saya berusaha mencari orang itu, akhirnya bertemu di tepi sungai sedang mengambil daun-daunan yang rontok untuk dimakan dan ketika saya memberi salam kepadanya, langsung ia berkata : 

Apakah akan mengulangi lagi hai Abui Qasim ? 

Jawabku : Tidak. Maka ia berkata : Semoga Allah mengampunkan kami dan kamu. 

Pendekatan 76.1: Setengah dari tanda kebodohan murid


76.1) Setengah dari tanda kebodohan murid jika ia berbuat salah lalu ditangguhkan hukumannya, lalu ia berkata : 

Andaikata termasuk dosa tentu sudah diputuskan bantuan dan sudah dijauhkan. 

Ingatlah adakalanya telah diputuskan bantuan (kurnia) dengan jalan yang ia tidak merasa, 

meskipun hanya berupa tidak ada tambahan baru, 

dan adakalanya pula ia telah dijauhkan padahal ia tidak mengetahui, 

meskipun jauh itu hanya berupa membiarkan engkau menurutkan hawa nafsumu.

20230519

Pendekatan 75: Merasa takut jika selalu dapat kurnia Allah.

75) Hendaknya kau merasa takut jika kau selalu mendapat kurnia Allah, sebaliknya kau tetap dalam perbuatan maksiat kepadaNya jangan sampai kurnia itu semata-mata istidraj oleh Allah. 

Istidraj : 

Yaitu mengulur, memberi terus menerus supaya bertambah lupa kemudian dibinasakan, juga berarti memperdava. 

Tiap berbuat dosa ditambah dengan nikmat, dan dilupakan minta ampun istighfar.

Maka ketika mereka telah melupakan apa yang telah diperingatkan kepada mereka.

Kami bukakan bagi mereka segala jalan, sehingga apabila mereka telah mabuk gembira terhadap segala hasil usahanya.

Sebagaimana firman Allah : 

Akan Aku putar mereka itu dengan jalan yang mereka tidak mengetahui (tidak sadar).

20230512

Pendekatan 74: Siapakah yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit

 74) Siapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan, maka berarti berusaha untuk hilangnya nikmat itu, dafi siapa yang syukur atas nikmat berarti telah mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kuat kukuh. 

Firman Allah : Bila kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat bagimu. 

Firman Allah : Tiada terjadi suatu nikmat bagimu melainkan itu dari Allah (maka itu dari Allah). 

Firman Allah : Adapun terhadap nikmat pemberian Tuhanmu, maka kau pergunakan (ceritakan/sebarkan). 

Annu’maan bin Basyir ra. berkata : Bersabda Nabi saw. : Siapa yang tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka tidak akan dapat mensyukuri nikmat yang banyak, dan siapa yang tidak berterima kasih kepada sesama manusia berarti tidak bersyukur kepada Allah. 

Syukur : Ialah merasa dalam hati, dan menyebut dengan lidah, dan mengerjakan dengan anggota badan. 

Ai-Junaid berkata : Ketika saya baru berusia 7 tahun hadir dalam majlis Assariyussaqathi, tiba-tiba saya ditanya : Apakah arti syukur ? 

Jawabku : Syukur ialah tidak menggunakan suatu nikmat yang diberi Allah untuk perbuatan maksiat. Assary berkata: Saya kuatir kalau bagianmu dari kurma Allah hanya dalam lidahmu belaka. Berkata Al-Junaid : Maka karena kalimat yang dikeluarkan oleh Assary itu saya selalu menangis, 

Kuatir kalau benar apa yang dikatakan oleh Assary itu. 

20230505

Pendekatan 73: Ingat semasa senang bukan semasa susah sahaja

 73) Siapa yang tidak suka menghadap (mendekat) kepada Allah 

dengan halusnya pemberian kurnia Allah, maka akan diseret supaya 

ingat kepada Allah dengan rantai ujian (bala*). 

Siapa yang tidak suka dzikir kepada Allah ketika sehat 

afiat dan murah rizqi, maka akan dipaksa supaya dzikir ingat kepada 

Allah dengan tibanya bala’ bencana, maka dalam kedua hal itu Allah 

berkenan akan menuangkan nikmat kurnia yang sebesar-besarnya 

kepada hambaNya. 



20230428

Pendekatan 72: Orang tamak selalu rugi

 72) Engkau bebas merdeka dari segala sesuatu yang tidak engkau perlukan, dan engkau tetap menjadi hamba kepada apa yang engkau harapkan (inginkan). 

Andaikan tidak ada keinginan-keinginan yang palsu, pasti orang akan bebas merdeka tidak akan diperbudak oleh sesuatu yang tidak berarti (berharga). 

Contohnya : Burung helang rajawali yang terbang tinggi di angkasa lepas, sukar seorang akan mendapat menangkapnya, tetapi ia melihat sepotong daging yang tergantung pada perangkap, maka ia turun oleh sifat tamaknya dari angkasa itu, maka terjebak oleh perangkap itu sehingga ia menjadi permainan anak-anak kecil. 

Fatch Al-Maushily ketika ditanya tentang contoh orang yang menurutkan syahwat hawa nafsu dan sifat tamaknya, sedang tidak iauh dari tempat itu ada dua anak yang sedang makan roti, yang satu hanya makan roti, sedang yang kedua makan roti dengan keju, lalu yang makan roti ingin keju, maka ia berkata kepada temannya : Berilah kepadaku keju. 

Jawab temannya : Jika engkau suka saya jadikan anjingku, saya beri keju. Jawab yang minta : Baiklah. Maka lalu diikat lehernya dengan tali sebagai anjing dan dituntun. Berkata Fateh kepada orang yang bertanya: Andaikata anak itu tidak tamak pada keju, niscaya tidak menjadi anjing. 

Terjadi ada seorang murid didatangi oleh gurunya, maka ia ingin menjamu gurunya, lalu ia ingin keluarkan roti tanpa lauk pauk, dan tergerak dalam hati murid sekiranya ada lauk pauknya tentu lebih sempurna. Kemudian setelah selesai dimakan oleh guru apa yang dihidangkan itu, bangunlah guru itu keluar tiba-tiba di bawa ke penjara untuk ditunjukkan berbagai macamnya orang-orang yang dihukum, baik yang dipukul atau dipotong tangan dan lain-lainnya, lalu berkata guru kepada muridnya : Semua orang-orang yang kau lihat itu, yaitu orang yang tidak sabar makan roti saja tanpa lauk pauk. 

Ada seorang yang baru dikeluarkan dari penjara, yang masih terikat kakinya dengan rantai ia minta-minta sepotong roti kepada orang, maka dikatakan oleh orang yang dimintai : Andaikan sejak dahulu engkau terima dengan sepotong roti, maka takkan terikat kakimu itu. 

Ada seorang melihat seorang hakim sedang makan dari rerontokan buah yang jatuh di sungai, maka orang itu berkata : Hai orang hakim, sekiranya engkau mau kerja pada raja tentu engkau tidak sampai' makan rerontokan buah dalam sungai, maka dijawab oleh Hakim : Andaikan engkau suka menerima makanan ini tidak usah menjadi buruhnya raja (budak raja). 

20230427

Pageviews by Countries 27.04.2023 6.20 pagi

STATS TOP LOCATIONS 27.04.2023 6.20 pagi

1. Malaysia 999K

2. United States 163K

3. Russia 34.6K

4. Indonesia 31.4K

5. Sweden 31.2K

6. Germany 23.1K

7. Singapore 13.4K

8. India 6.93K

9. France 5.75K

10. Ukraine 4.34K

11. Hong Kong 3.07K

12. Brunei 2.83K

13. Netherlands 2.33K

14. Canada 2.01K

15. Unknown Region 1.82K

16. Spain 1.8K

17. China 1.75K

18. Türkiye 1.24K

19. United Kingdom 1.22K

20. Other 57.9K

20230421

Pendekatan 71: Tiap-tiap angan-angan terhadap sesuatu selain dari Allah

 71) Tiada sesuatu yang dapat memimpin/menuntun engkau seperti angan-angan (bayangan yang kosong). 

Wahm : Ialah tiap-tiap angan-angan terhadap sesuatu selain dari Allah, yang berarti angan-angan terhadap sesuatu yang tidak mungkin terjadi. 

20230414

Pendekatan 70: Andaikan sifat tamak itu dapat ditanyai

 70) Tidak akan berkembang biak berbagai cabang kehinaan itu, kecuali di atas bibit tamak (kerakusan). Sifat tamak (rakus) itu adalah bibit dari segala macam kehinaan dan kerendahan. 

Ahubakar Al-Warraq Alhakiem berkata : Andaikan sifat tamak itu dapat ditanyaii : Siapakah ayahmu? Pasti jawabnya : Ragu terhadap takdir Allah. Dan bila ditanya : Apakah pekerjaan mu ? Jawabnya : Merendahkan diri. Dan bila ditanya : Apakah tujuanmu? Jawabnya : Tidak dapat apa-apa.

Ketika Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. baru masuk ke masjid jami’ di Basrah, didapatkan banyak orang yang memberi ceramah di dalamnya. Maka ia menguji mereka dengan beberapa pertanyaan dan yang ternyata tidak dapat menjawab dengan tepat, diusir dan tidak diizinkan memberi ceramah di masjid itu, dan ketika sampai ke majlis Al-Hasan Al-Basry, ia bertanya : Hai pemuda, saya akan bertanya kepadamu sesuatu, jika engkau dapat menjawab, aku izinkan engkau terus mengajar di sini, tetapi jika engkau tidak dapat menjawab, aku usir engkau sebagaimana lain-lain temanmu yang telah aku usir itu. 

Jawab Al-Hasan : Tanyakan sekehendakmu. 

Sayyidina Ali bertanya : Apakah yang dapat mengukuhkan agama ? 

Jawab Al-Hasan : Wara’ (yakni berjaga-jaga diri/menjauh dari segala syubhat dan haram). Lalu ditanya : Apakah yang dapat merusak agama ? Jawabnya : Tamak (rakus). Imam Ali berkata kepadanya : Engkau boleh tetap mengajar di sini, orang yang seperti engkau inilah yang dapat memberi ceramah kepada orang-orang. 

Seorang guru berkata : Dahulu ketika dalam permulaan bidayahku di Iskandariyah, pada suatu hari ketika aku akan membeli suatu keperluan dari seorang yang mengenal aku, timbul dalam perasaan hatiku; mungkin ia tidak menerima uangku ini, tiba-tiba terdengar suara yang berbunyi : Keselamatan dalam agama hanya dalam memutuskan harapan dari sesama makhluk. 

Wara’ dalam agama itu menunjukkan adanya keyakinan dan sempurnanya bersandar diri kepada Allah. 

Wara’ yaitu jika sudah merasa tiada hubungan antara dia dengan makhluk, baik dalam pemberian, penerimaan atau penolakan, dan semua itu hanya terlihat langsung dari Allah ta’ala. 

Sahi bin Abdullah berkata : Di dalam iman tidak ada pandangan sebab perantara, sebab itu hanya dalam Islam sebelum mencapai iman. 

Semua hamba pasti akan makan rizqinya, hanya mereka berbeda-beda : ada yang makan dengan berhina-hina yaitu peminta-peminta. Ada yang makan rizqinya dengan bekerja keras yaitu kaum buruh, ada yang makan rizqinya dengan menunggu, yaitu pedagang yang menunggu lakunya barang. Adapun yang makan rizqinya dengan rasa mulya, yaitu orang sufi yang merasa tidak ada perantara dengan Tuhan. 

20230407

Pendekatan 69: Siapakah yang berjalan, Yang sedang berjalan dan yang telah sampai kepada Allah.

 69) Allah telah memutuskan orang-orang yang berjalan menuju kepadaNya, dan yang telah sampai padaNya, daripada melihat/mengagumi amal (ibadat) dan keadaan diri mereka. 

Adapun orang yang masih sedang berjalan, karena mereka dalam amal perbuatan ibadat itu belum dapat melaksanakan dengan ikhlas menurut apa yang diperintahkan. 

Adapun orang-orang yang telah sampai, maka karena mereka telah sibuk melihat kepada Allah, sehingga lupa pada amal perbuatan sendiri. 

Sehingga bila ada perbuatan diri, maka itu hanya kurnia taufiq dari Allah semata-mata. 

Tanda bahwa Allah telah memberikan taufiq hidayat pada seorang hamba, apabila disibukkan hamba itu dengan amal perbuatan taat, tetapi diputuskan daripada ujub dan bangga dengan amal perbuatan itu, karena merasa belum tepat mengerjakannya, atau karena merasa bahwa perbuatan itu semata-mata kurma Allah sedang ia sendiri merasa tiada berdaya untuk melaksanakan, andaikan tiada kurma rahmat Allah. 

20230331

Pendekatan 68: Jangan gembira kerana menjadi hamba yang taat.

 68) Jangan merasa gembira atas perbuatan taat (bakti) karena engkau 

merasa telah dapat melaksanakannya, tetapi bergembiralah atas perbuatan 

taat itu, karena ia sebagai kurnia taufiq, hidayat dari Allah kepadamu. 

Katakanlah : Karena merasa mendapat kurnia dan rahmat Allah, 

mereka harus gembira. Itulah yang lebih baik daripada yang dapat 

mereka kumpulkan. (Yunus 58) 


Gembira atas perbuatan taat itu jika karena merasa mendapat 

kehormatan kurnia dan rahmat Allah sehingga dapat melakukan taat, 

maka itu baik. Sebaliknya jika gembira karena merasa diri sudah kuat 

dan sanggup melaksanakan taat, maka ini menimbulkan ujub/sombong 

dan bangga yang akan membinasakan amal taat itu. 



20230317

Pendekatan 67: Hati yang melaksanakan atau yang menggagalkan.

 

Nur itulah yang 

menerangi (membuka) 

dan bashirah (matahati) 

itulah yang menentukan hukum, 

dan hati yang melaksanakan atau 

meninggalkan Nur itulah 

yang menerangi baik dan buruk, 

lalu dengan 

matahati ditetapkan hukum, 

dan setelah itu maka hatinya 

yang melaksanakan atau menggagalkannya.

20230310

Pendekatan 66: Yang diberi petunjuk dan yang disesatkan

 

Nur (cahaya terang) itu sebagai tentera yang membantu hati, 

sebagaimana gelap itu tentera yang membantu hawa nafsu. 

Maka 

apabila Allah akan menolong seorang hambaNya, dibantu dengan 

tentera nur Ilahi dan dihentikan bantuan kegelapan dan kepalsuan. 


Nur (cahaya terang) yang berupa tauhid, iman dan keyakinan 

itu sebagai tentera pembela pembantu hati, 

sebaliknya kegelapan syirik dan ragu itu 

sebagai tentera pembantu hawa nafsu, 

sedang 

perang yang terjadi antara keduanya 

tidak kunjung berhenti, dan 

selalu menang kalah. 


Dan disinilah terlihat jelas pengertian : 

Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat 

menyesatkannya. 


Dan siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat 

menunjukinya. 


Siapa yang diberi petunjuk (hidayat) oleh Allah maka ialah yang 

mendapat petunjuk hidayat, dan siapa yang disesatkan oleh Allah, 

maka tidak akan engkau dapatkan pelindung atau pemimpin untuknya. 

20230303

Pendekatan 65: Keyakinan dan dzikir sebagai kendaraan

 

Nur (cahaya-cahaya) iman, 

keyakinan dan dzikir 

itu semua 

sebagai kendaraan 

yang dapat mengantarkan 

hati manusia ke hadirat Allah

serta menerima segala rahasia daripadaNya. 

20230224

Pendekatan 64: Tiga pelajaran berkenaan dengan warid

Allah memberikan kepadamu (warid kumianya) supaya engkau 

keluar/terlepas dari kurungan bentuk kejadian dan sifat-sifatmu, ke 

alam luar yang berupa ma'rifat 

mengenal kebesaran kekuasaan dan 

kurnia Tuhanmu. 


Dalam tiga pelajaran berkenaan dengan warid (kurnia Tuhan) 

yang pertama diberikan kepadamu, 

supaya kau ringan melakukan taat ibadat dan mendekat ke hadirat Allah, tetapi kemungkinan masih kurang ikhlas, 


maka diturunkan warid yang kedua 

untuk melepaskan 

dari tujuan kepada sesuatu selain Allah, 


sedang warid yang ketiga 

untuk melepaskan dirimu dari sifat-sifat wujud yang sempit kepada 

alam melihat kebesaran Tuhan yang tidak terbatas, sehingga lupa 

kepada diri dan hanya ingat kepada Allah semata-mata.

20230217

Pendekatan 63: Wirid untuk bebaskan diri dari perbudakan.

 Allah memberikan kepadamu warid itu 

semata-mata untuk, 

menyelamatkan engkau 

dari cengkeraman benda-benda, 

dan membebaskan 

dari perbudakan 

segala sesuatu 

selain Allah. 

20230210

Pendekatan 62: Diberi perasaan dalam hati hingga kenal.

Sesunggunya Tuhan memberikan kepadamu warid 

(yaitu ilmu pengertian atau perasaan dalam hati, 

sehingga mengenal dan merasa benar-benar akan kebesaran kurnia rahmat Allah), 

hanya semata-mata supaya kau 

mendekat dan masuk ke hadirat Allah. 

20230131

Pendekatan 61: Beramal yang tidak ada rasa bangga dengan amalnya itu

Tiada suatu amal kebaikan yang dapat diharapkan diterima oleh Allah, melebihi dari amal yang terlupa olehmu adanya dan remeh/kecil dalam pandanganmu kejadiannya. 

Amal kebaikan yang pasti diterima oleh Allah, yaitu jika merasa  bahwa amal itu semata-mata terjadi karena taufiq hidayah dari Allah,  kemudian ia tidak berbangga dengan amal itu, dan tidak merasa seolah-olah sudah cukup baik dengan adanya amal itu. 

Karena amal itu telah ditujukan kepada keridhaan Allah, maka tidak usah diingat-ingat lagi. 

Sebab siapa yang merasa sudah beramal, jarang sekali yang tidak merasa ujub/bangga dengan amalnya itu.

Dan itu suatu bahaya bagi amal itu.