-DUA KALIMAH SAHADAH-Dimanakah sandarannya? Apakah jawapannya? Bagaimanakah huraiannya?
SILA BACA KOMENT DAN TERBITAN YANG TERDAHULU UNTUK DAPATKAN MAKLUMAT LEBIH LANJUT .

20230728

Pendekatan 79: Supaya tidak ada orang berbangga dengan amal perbuatannya.

79) Jarang sekali terjadi kurnia besar dari Allah itu kecuali secara mendadak (tiba-tiba), 

supaya tidak ada orang yang mengaku bahwa ia dapat karena telah mengadakan persiapan untuk menerima kurnia itu. 


Allah mewahyukan kepada Nabi Musa as. : 

Tahukah engkau mengapakah Aku mengangkat engkau sebagai Nabi yang langsung mendengar kalam Ku? 

Jawab Musa : Engkau yang lebih mengetahui. 

Bersabda Tuhan : Ketika Aku larikan semua kambing Nabi Syuaib yang kau pelihara itu, sehingga dengan susah payah engkau mengejar kambing-kambing itu untuk mengembalikannya, tetapi kemudian setelah kembali semuanya engkau tidak merasa jengkel/marah, maka itulah sebabnya. 


Dalam Hadits, seorang pelacur yang memberi minum kepada anjing, 

tiba-tiba Allah bersyukur kepadanya dan mengampunkan semua dosanya. 

Demikianlah kehormatan dan kurnia-kurnia besar dari Allah itu, tidak dapat diraba oleh manusia, dan selalu diberikan oleh Allah secara tiba-tiba, supaya tidak ada orang berbangga dengan amal perbuatannya.

20230721

Pendekatan 78: Allah sendiri yang memilih dua kaum

78) Ada kaum yang oleh Allah didudukkan dalam bagian ibadat semata-mata dan ada kaum yang diistimewakan oleh Allah dengan kecintaanNya. 

Untuk masing-masing Kami (Allah) memberi Kurnia 

dan pemberian-pemberian, 

dan pemberian Tuhanmu tidak terbatas. 


Allah sendiri yang memilih hambanya, 

(PERTAMA) maka ada yang dipilih untuk melaksanakan ibadat yang lahir 

ialah mereka para aabid dan zahid, 

(KEDUA) dan ada pula yang dipilih oleh Allah untuk kesayangan (kekasih) Allah 

dan mereka ini orang-orang aarif muhibbin 

yang tidak ada tempat dalam hati mereka kecuali dzikrullah semata-mata. 

Menganggap dunia ini kosong tidak ada apa-apa kecuali 

Allah yang menciptakan dan melaksanakan segala sesuatunya. 


20230714

Pendekatan 77: MUQARRABIN , ABRAAR dan TAUFIQ HIDAYAT

 

77) Jika kau melihat seorang yang ditetapkan oleh Allah dalam menjaga wiridnya, 

sampai lama tidak juga menerima kurnia (keistimewaan) dari Allah, 

maka jangan kau remehkan pemberian Tuhan kepadanya, 

karena belum terlihat padanya tanda orang arif, 

atau keindahan orang cinta pada Allah, 

sebab sekiranya tidak ada wand (kurnia Allah), maka tidak mungkin adanya wirid. 


Hamba Allah yang mendapat keistimewaan dari Allah ada dua macam : 

MUQARRABIN dan ABRAAR

Adapun hamba yang MUQARRABIN itu, maka mereka yang telah dibebaskan dari kepentingan dunia, yang hanya sibuk menunaikan ibadat kepada Tuhan, karena merasa sebagai hamba yang mengharapkan keridhaan Allah semata-mata, dan mereka ini yang disebut aarifin, muhibbin. 


Adapun orang ABRAAR, mereka yang masih merasa banyak kepentingan di dunia, di samping kewajiban-kewajiban taat ibadat kepada Allah, dan mereka yang dinamakan orang zahid aabid, dan masing-masing mendapat kurnia sendiri-sendiri di dalam tingkat derajatnya yang langsung dari Allah ta’ala. 

Sebenarnya seorang yang mendapat TAUFIQ HIDAYAT dari Allah sehingga istiqamah dalam menjalankan suatu wirid (kelakuan taat/ ibadat), berarti telah mendapat kurnia dan rahmat yang besar sekali. 

Sebab ia berarti telah diberi kunci oleh Allah untuk membuka dan menghasilkan lain-lain karunia kebesaran dari Allah.

20230707

Pendekatan 76.8: Ibrahim Al-Khawaash ra. berkata

76.8) Ibrahim Al-Khawaash ra. berkata : 

Ketika saya di tengah perjalanan tiba-tiba merasa lapar, kemudian sampai di kota Array, maka berkata dalam hati : 

Di sini saya ada banyak sahabat, maka jika saya bertemu tentu mereka akan menjamu saya, maka ketika telah masuk ke kota, tiba-tiba saya melihat perbuatan-perbuatan mungkar, yang mana saya merasa berkewajiban harus nahi mungkar.

Tiba-tiba saya ditangkap dan dipukuli oleh orang-orang. Sehingga bertanya dalam hati : 

Mengapa saya dipukuli oleh orang padahal saya ini lapar. Tiba-tiba diingatkan dalam hatiku : 

Engkau mendapat hukuman itu karena kau mengharap dijamu oleh sahabat-sahabatmu. 


Firman Allah dalam salah satu wahyunya : 

Sesungguhnya seringan-ringan siksaKu terhadap orang alim 

jika ia mengutamakan syahwatnya daripada cintaKu, 

akan Aku haramkan daripada merasakan kelezatan bermunajat kepada Ku.