-DUA KALIMAH SAHADAH-Dimanakah sandarannya? Apakah jawapannya? Bagaimanakah huraiannya?
SILA BACA KOMENT DAN TERBITAN YANG TERDAHULU UNTUK DAPATKAN MAKLUMAT LEBIH LANJUT .

20241108

Pendekatan 128: Allah Maha Tahu bahawa kita mudah jemu dan rakus.

Ketika Allah sememangnya mengetahui bahawa kamu mudah jemu, maka Allah buat bermacam-macam cara taat.

Ketika Allah sememangnya mengetahui bahawa kamu juga bersifat rakus, maka dilarang melakukan sembahyang dalam beberapa waktu.

Supaya semangatmu tertuju pada sempurnakan sembahyang bukan sekadar sembahyang.

Sebab bukan semua orang yang sembahyang itu sempurna sembahyangnya. 

Iqamatus-sholah (tegak sempurnanya sembahyang) yaitu dengan menjaga syarat, rukunnya.

Setelah sempurna sembahyang dengan menjaga khusyu dalam sembahyang. Dalam sembahyang tidak ingat sesuatu selain Allah semata-mata.

Seterusnya merasa bahwa sembahyangnya itu semata-mata kurnia pemberian Allah kepadanya.

20241101

Pendekatan 127: Orang yang telah sampai ke Makam Insan

Allah Maha Tahu bahawa hambanya tidak sabar untuk melihatNYA, maka Allah perlihatkan kepadamu apa-apa yang asli buatan Allah. 

Kerinduan yang berupa Sangat Ingin Melihat Allah, termasuk kurnia yang besar dari Allah. 

Ianya termasuk maqam ihsan. 

Orang yang telah sampai ke maqam ini, Allah anjurkan supaya sabar melihat buatan Allah lebih dahulu sebelum diperlihatkan Zat Allah di akhirat.

20241025

Pendekatan 126: Perhatilah apa yang di langit

Allah suruh kamu, SEMASA di dunia perhatikan alam buatan Allah. SEMASA di akhirat Allah akan perlihatkan kesempurnaan zatNya. 


Perhatikanlah apa yang di langit itu ? 

Beberapa wajah pada hari kiamat itu berseri-seri (bercahaya). 

Kerana dapat melihat Tuhannya. 


Penglihatan seorang hamba kepada Allah menurut apa yang dibukakan oleh Allah, maka selama hidup di dunia, Allah perlihatkan 

kepada mereka kebesaran kekuasaanNya, maka di akhirat akan 

dibukakan hijab sehingga langsung melihat dzatNya.

20241018

Pendekatan 125: Kenapa ada kerisauan dalam hati ahli ibadat dan ahli zahid

Sesungguhnya yang menyebabkan kerisauan hati ahli ibadat dan ahli zahid dari segala sesuatu itu, disebabkan mereka masih terhijab/tidak melihat Allah dalam apa yang mereka lihat itu, tetapi andaikan mereka telah melihat Allah dalam tiap sesuatu, pasti tidak akan risau dari segala sesuatu. 

Ahli ibadat ialah mereka yang bertaqarrub (melakukan yang wajib dan sunat) kepada Allah dengan berbagai amal ibadat. 


Ahli zahid ialah orang yang bertaqarrub kepada Allah dengan jalan tawakkal (menyerah). Kedua-dua golongan ini selalu ingin menjauh dari sesama makhluk, disebabkan mereka merasa bahwa makhluk itu hanya sebagai penghalang, sehingga tidak dapat khusyuk dan tetap bertaqarrun kepada Allah. 


Tetapi sekiranya mereka lebih mendalam ma'rifat (hati nuraninya merasakan Allah S.W.T sentiasa mengawasinya) terhadap Allah, tentu mereka tidak terhalang oleh sesuatu apapun. Sebab Allah sentiasa berada pada segala sesuatu maka tidak ada sesuatu yang terlepas dari Allah, bahkan sebaliknya sentiasa ingatkan kebesaran kekuasaan Allah Ta’ala. 

20241011

Pendekatan 124: Bagaimanakah takdir Allah ATAU Apakah takdir Allah?

Seorang yang lalai dalam tauhidnya merasakan segala sesuatu itu berjalan menurut ketentuan takdir Allah, diwaktu pagi dia fikirkan apa yang perlu dilakukan.

Sedang seorang yang sempurna akal tauhidnya memikirkan apakah yang akan ditakdirkan oleh Allah baginya hari itu. 

Memang pertama yang bergerak dalam hati fikiran setiap orang pada 

pagi hari menurut timbangan tauhid/imannya kepada Allah. Maka orang 

yang lalai terhadap peraturan Allah dan kebijaksanaanNya, akan bingung mengatur dirinya dan apa yang harus dilakukannya hari itu. Sebaliknya orang yang sehat akal iman tauhidnya kepada Allah, selalu teringat kepada kekuasaan dan kebijaksanaan Allah, maka ia dengan tenang hati menantikan apa yang akan diberikan Allah kepadanya hari itu. 

Umar bin Abdil Aziz berkata : Kini aku tidak merasa kesenangan kecuali dalam ketentuan-ketentuan takdir Allah. 

Abu Madyan ra. berkata : Usahakan dengan sungguh sampai dapat, supaya hatimu tiap pagi dan petang akan menyerah bulat-bulat kepada Allah. Semoga Allah melihat kamu dengan pandangan rahmatNya, 

niscaya kamu termasuk orang bahagia dunia dan akhirat. 


Siapakah yang melihat kepada Allah dan tidak terlihat dirinya sendiri dan siapakah yang melihat pada dirinya sendiri dan tidak terlihat kepada Allah. 


Sebab itu jika kamu menghadapi sesuatu perkara, perhatikan hatimu kemana condongnya, jika langsung kepada kekuatanmu, maka terputus dari Allah. Dan jika langsung kepada kekuasaan Allah, berarti engkaulah yang telah sampai kepada Allah, sedang alam ini semuanya dalam genggaman Allah. Dan tiap pagi harus berdoa demikian : 

Ya Allah kini aku berada di waktu pagi dengan tiada menguasai diriku untuk kebaikan atau menolak bahaya atau mati atau hidup atau bangkit sesudah mati dan aku tidak dapat mengambil kecuali yang Engkau beri dan tidak dapat menghindari sesuatu kecuali yang Engkau hindarkan.

Ya Allah, pimpinlah aku kepada jalan yang Engkau redoi (restui) baik dalam perkataan atau amal perbuatan di dalam taat kepadaMu, sungguh Engkau yang besar kurniaNya. 

Doa Abul-Hasan Asy Syadzily: Ya Allah sungguh segala sesuatu ada di tanganMu dan tertutup daripadaku dan aku tidak mengetahui apa yang harus aku pilih untuk diriku. Maka pilihkanlah apa yang baik bagiku, dan bawalah aku dalam hal yang amat baik serta terpuji akibatnya dalam agama, dunia dan akhirat, sungguh Engkau atas segala sesuatu Maha Berkuasa.

20241004

Pendekatan 123: Allah tidak jemu memberi (warid) sehingga kamu jemu beramal (wirid)

Datangnya kurnia bantuan Allah itu menurut persiapan yang terbit dari Nur Cahaya Ilahi menurut bersihnya (jernihnya) hati. 

Sebab itu ada tuntutan supaya Bersihkan Hatimu Dari Segala Sesuatu Selain Allah. Niscaya Kami (Allah) akan isi (memenuhinya) dengan pengertian tentang ma'rifat dan rahsia tentang keyakinan. 

Sebab itu tiap-tiap warid (pemberian kurnia) itu bergantung kepada wirid (perlaksanaan perintah). Apabila wirid itu timbul dari hati yang suci bersih maka datangnya warid dengan terang bersih juga. Bila wirid itu tetap, maka warid pun tetap tidak berhenti. Allah tidak jemu beri (warid) sehingga kamu jemu beramal (wirid). 

----------

KAJIAN TAMBAHAN

SUMBER RUJUKAN [https://el-karanjiy.blogspot.com/2010/01/wirid-dan-warid.html]

APAKAH ITU WIRID DAN WARID

Wirid: sesuatu yang dituntut Allah darimu. Segala bentuk macam ibadah baik dlahir dan batin, baik yang wajib maupun yang sunah. semua amal yang solih, yang untuk mengisi semua waktu dan dapat mencegah semua anggota dari perbuatan-perbuatan yang tidak disenangi.

Warid: sesuatu yang engkau harapkan dari Allah. Pemberian-pemberian Allah dalam hati hamba yang berupa keterangan hati ( termasuk kema’rifatan tentang Allah), nur cahaya (nur yang membuat dada lapang, dan nur yang membuat hati terang), kesenangan beribadah, taufik dan hidayahnya (pendapat salah satu ulama).

Maka dimanakah letak hubungan antara wirid dan warid?

Fadhilah wirid adalah mengandung warid. Orang yang mengetahui wirid, tapi tidak mengamalkannya, itu seperti orang yang tahu nilai harta tapi tidak mau memperhatikannnya (orang yang bodoh sekali/jahuul).

Dan bagaimanakah perbandingan antara wirid dan warid?

Wirid itu lebih baik daripada warid. Seperti amal lebih baik daripada pahala. Hal yang utama , adalah hal yang tidak ada gantinya ketika terputus. Amal dan wirid terputus ketika mati, warid dan pahala masih tetap diterima meskipun sudah mati. Wirid adalah tuntutan Allah dari hamba, sedangkan warid adalah harapan hamba dari Allah. jadi manakah yang lebih tinggi kedudukannya sesuatu yang dituntut oleh Allah dibandingkan sesuatu yang diharapkan oleh hamba?


20240927

Pendekatan 122: Antara wirid (Laksana tuntutan Allah) dengan warid (Terima kurniaan Allah)

Tidak akan perlekehkan wirid (aurad) kecuali orang bodoh yang sangat tolol. Warid (Kurnia Allah) terdapat di akhirat tetapi wirid akan habis dengan habisnya dunia. Sebaik-baik yang harus diutamakan adalah yang tidak pernah habis.

Wirid (persediaan Hati) itu sebagai perintah Allah kepadamu, sedang warid (Kurniaan Allah) itulah menerima keperluan dari Allah. Maka dimanakah letak bandingan antara perlaksanaan perintah Allah dengan pengharapan kepada Allah ?

Wirid adalah perlaksanaan perintah Allah melalui segala macam ibadat lahir batin, baik yang wajib maupun sunnat.

Sedang Warid adalah pemberian Allah dalam hati hamba yang berupa ketenangan, nur cahaya dan kesenangan berbuat ibadat, taufiq dan hidayatNYA. 

Sebaiknya seorang hamba melonjak-lonjak jalankan kewajibannya berbanding melonjak-lonjak kepada apa yang menjadi hak Allah semata-mata. Sebab wirid (melakukan kebaikan) hanya berlaku semasa hidup di dunia ini saja. Sedang warid (Kurniaan Allah) akan lanjut sampai ke akhirat. 

Rasulullah SAW. telah bersabda : Amal yang sangat disukai oleh Allah ialah yang dawam (terus menerus) meskipun sedikit.


Al-Hasan Al Basry berkata : 

Siapa yang sama hari ini dengan semalam maka dia rugi 

Siapa yang hari ini lebih buruk dari semalam 

maka ia mahrum (tidak dapat rahmat)

Siapa yang tidak bertambah bererti berkurang 

Siapa yang makin berkurang amalnya 

maka mati lebih baik baginya. 

Ketika Al-Junaid ditegur orang sebab ada tasbih di tangannya : Tuan dalam kedudukan yang demikian itu masih saja guna tasbih. 

Jawab Al-Junaid :Alat yang telah sampaikan kami, maka tidak saya tinggalkan. 

Al-Junaid berkata : Orang Arif menerima semua amal (wirid) itu sebagai tugas dari Allah. Sebab itu mereka akan kembali menghadap Allah dengan kebiasaan wirid (ibadat) yang ditugaskan oleh Allah itu. Dan andaikata seribu tahun tidak akan mengurangi sedikitpun dari amal wiridku, kecuali jika ia terhalang untuk melakukannya. 

----------

KAJIAN TAMBAHAN

SUMBER RUJUKAN [https://www.angelfire.com/journal/suluk/warid5.html]


ANTARA WIRID DAN WARID


WIRID

Yang dimaksudkan dengan wirid mereka ialah apa sahaja perbuatan/pekerjaan yang ditujukan kerana Allah mengikut apa yang dituntut dan digalakkan oleh syarak. Tidaklah ianya semata-mata ditujukan kepada mereka yang mengamalkan zikir-zikir yang khususiyah dengan kadar dan bilangan yang tertentu atau dengan tertib masa dan ketikanya.  Wirid boleh ada dalam pelbagai wajah dan bentuk.

Berterusan sembahyang sunat di waktu siang atau malam

Berterusan puasa pada umpamanya setiap hari Isnin dan Khamis,

Berterusan membaca al-Qur'an

Berterusan bertasbih,  berzikir,  bertahmid dan beristigfar pada waktu-waktu yang khusus atau di mana-mana sahaja

Berterusan menuntut ilmu akhirat,

Berterusan merujuk Kitab-kitab Ilmu

Berterusan Takafur dan Muhasabah

Berterusan membuat kebaikan dan kebajikan kepada manusia lain seperti:

-suka bersihkan tandas dan kawasan surau tanpa disuruh atau upahan.

-Suka membuang sampah dan sesuatu yang membahayakan di jalan-jalan yang dilalui oleh orang ramai

-Suka hulurkan bantuan tenaga dan fikiran apabila dipinta;

-Suka banyak memberi tetapi sedikit meminta

-Suka pelbagai sifat-sifat baik perangai lain sebagaimana yang tercermin pada diri orang-orang Sholeh,  Aulia,  Ambiya dan Mursalin.


WARID

Adapan yang dikatakan Warid itu ialah sesuatu yang berupa bentuk limpah kurnia Allah Taala yang diisi ke dalam hati seorang hamba dengan berbagai-bagai perasaan seperti;

- Suka dan seronok dalam berbuat ibadat,  atau

- Rasai manis dan lazat untuk sentiasa beribadat atau

- Rasa kecut atau takut dengan Kekuasaan Allah atau

- Mudah memahami sesuatu Ilmu yang tinggi-tinggi dan yang susah bagi kebanyakan orang,  atau

- Rasa Kasih dan Cinta kepada Allah yang amat sangat.

20240920

Pendekatan 121: Sebenarnya aku telah percaya tetapi nafsu ini tidak puas. Apakah itu kekeramatan ?

Bukan semua orang yang nampak terang kekeramatannya maka telah sempurna pembersihan jiwanya dari penyakit hawa nafsu atau disaringan ke dalam golongan para wali. 

Keramat yang diberi oleh Allah kepada para wali bertujuan untuk tunjuk dengan nyata bukti kekuasaan Allah yang tidak bergantung terikat kepada sebab dan kebiasaan.

Sebab dan kebiasaan juga sering menghijab manusia dari kudrat kekuasaan Allah. Seperti awan yang menutup sinar cahaya keesaan Allah. Maka yang silau oleh kekeramatan (sinar cahaya) itu dapat penghinaan. Sinar yang berjaya menembus awan (terhijab) kepada kekuasaan Allah maka tetap hubungannya tidak terputus dengan Allah. 

Seorang sahabat Sahel bin Abdullah berkata : Adakalanya jika saya wudhu tiba-tiba air itu mengalir di tangan saya berupa hentakan emas dan perak. 

Jawab Sahel :Apakah engkau tidak mengerti bahwa anak kecil jika menangis dihibur dengan boneka supaya diam. 

Abu Nahser As Sarraj berkata : Saya bertanya kepada Al-Hasan bin Salim : 

Apakah erti kekeramatan, sedang mereka telah dimuliakan oleh Allah sehingga sanggup mengabaikan dunia dan meninggalkannya. Dengan suka rela tetapi bagaimana lalu diberi kemuliaan (keramat) seperti batu berubah menjadi emas, apakah artinya itu ? 

Jawabnya : Bukannya Allah beri sebab kotornya, tetapi beri untuk dijadikan hujah melawan bisikan hawa nafsu yang selalu bergegar bila tidak dapat rezki. Maka Allah perlihatkan yang demikian.

Sehingga dapat berkata : Bahawa Allah yang dapat mengubah batu menjadi emas juga dapat datangkan rezki serta beri rezeki melalui jalan yang tidak disangka. 

Ishaq bin Ahmad berkata kepada Sahel : Nafsuku ini selalu merasa bimbang tidak dapat makan. 

Maka berkala Sahel : Engkau ambil batu itu dan minta kepada Allah supaya dijadikan makan untuk engkau makan. 

lshaq bertanya : Jika berbuat demikian, maka siapa contoh dalam berbuat demikian ? 

Jawab Sabel : Contohlah kepada Nabi Ibrahim ketika berkata : Hai Tuhan, tunjukkan perlihatkan kepadaku bagaimana cara ENGKAU hidupkan yang telah mati. Supaya tenteram hatiku (nafsuku).  Sebenarnya aku telah percaya tetapi nafsu ini tidak puas kecuali jika telah melihat dengan mata kepala sendiri.

----------

[SEMAK Sahel Ibn Abdullah Al-Tastri]

[SEMAK sahel bin abdullah al marozi]

[SEMAK Bertauladanlah kepada Nabi Ibrahim]

20240913

Pendekatan 120: Dapat dua nikmat iaitu zahir dan batin. Bermaksud dapat dua keperluan dunia dan akhirat.

Apabila Allah telah jadikan kamu 

dari lahirnya perlu menurut perintahNYA. 

Dalam hatimu menyerah bulat kepadaNYA 

maka Allah beri kepadamu 

sebesar-besar nikmat kurniaNYA. 


Sebesar-besar nikmat kurnia Allah

kepada kamu ialah jika Allah 

beri taufiq hidayat kepada kamu 

untuk lakukan segala perintahNYA. 


Kemudian ditambah dengan 

kekuatan kamu untuk berserah bertawakkal 

kepada Allah dalam batin kamu. 


Seseorang dengan dua nikmat 

lahir dan batin itu 

bermaksud telah capai 

keperluan dunia dan 

keperluan akhirat sekaligus. 


Manusia hanya diperintah 

supaya beribadat dengan tulus ikhlas 

menuju kepada Allah. 


Tentang segala kepentingan hajatnya 

sudah dicukupi oleh Allah. 

Maka jangan menurutkan 

hawa nafsu 

yang tidak pernah puas. 


20240906

Pendekatan 119: Tuntut dirimu supaya tidak terlambat laksanakan kewajiban terhadap Allah

Jangan menuntut pada Allah SWT sebab lambatnya kabul permintaan yang telah kamu minta kepada Allah SWT. Tetapi hendaknya kamu menilai dirimu. Tuntut dirimu supaya tidak terlambat laksanakan kewajiban terhadap Allah SWT. 

Jika tidak tercapai hajat doa kamu, maka jangan kamu ada sangkaan buruk terhadap Allah SWT sebab Allah SWT tidak dapat dituntut terhadap apa saja yang ditentukan. Tetapi hendaknya permintaanmu itu semata-mata untuk tunjukkan sifat kehambaanmu kepada Allah SWT serta hajat keperluan kamu kepadaNYA.

Sebab terhadap segala kepentinganmu Allah SWT tidak usah diingatkan, bahkan Allah SWT telah melengkapi segala keperluanmu sebelum kamu mengerti apakah hajat keperluanmu yang sebenarnya.

Maka sebaiknya bila kamu serah sebulat-bulatnya tanpa tanpa usul apa-apa kepada Allah SWT maka hanya yang dapat tenangkan jiwa fikiranmu.