-DUA KALIMAH SAHADAH-Dimanakah sandarannya? Apakah jawapannya? Bagaimanakah huraiannya?
SILA BACA KOMENT DAN TERBITAN YANG TERDAHULU UNTUK DAPATKAN MAKLUMAT LEBIH LANJUT .

20180220

Senarai buku/risalah ajaran salah

Seksyen 30 Enakmen Pentadbiran Hukum Syarak (Negeri Sembilan) 1991 dan setelah diluluskan dengan sebulat suara oleh Jawatankuasa Syariah menurut subseksyen 33(6) Enakmen Pentadbiran Hukum Syarak (Negeri Sembilan) 1991, maka Mufti Kerajaan Negeri Sembilan bagi pihak dan atas nama Jawatankuasa Syariah, dengan ini mengeluarkan Fatwa seperti yang dinyatakan dalam Jadual.

1. Mana-mana orang atau kumpulan orang yang berpegang kepada ajaran-ajaran dan fahaman-fahaman yang terkandung dalam buku-buku dan risalah berikut :

(a)Qamar Al-Huda
(b)Nukilan Ahli Sufi Allahu Akhbar Encik Bahrin bin Salleh
(c)Risalah kesufian - Anjuran Baharin Salleh
(d)Sebaik-baik makrifah yang dipertunjukkan bagi hati,

2. Mana-mana orang Islam adalah dilarang –

(1) untuk mengajar, mempelajari, mengamalkan, berpegang kepada atau menyebarkan ajaran-ajaran dan fahaman-fahaman yang terkandung dalam buku-buku dan risalah tersebut;

(2)  untuk mencetak, menerbitkan, memiliki, menyiarkan atau mengedarkan buku-buku dan risalah tersebut atau mana-mana bahagian buku-buku dan risalah tersebut dalam –

(i) apa-apa bentuk, versi atau variasi;

(ii) apa-apa terjemahannya dalam apa-apa bahasa;

(iii)   apa-apa bahan publisiti yang bertujuan memberikan publisiti kepada mana-mana buku dan risalah tersebut itu pada atau atas apa-apa bahan sama ada bahan cetak atau elektronik atau selainnya atau melalui apa-apa media; atau

 (3) untuk menjadi ahli, anggota, pengikut atau pemimpin mana-mana kumpulan yang tersebut dalam perenggan 1 atau membantu dalam menghidupkan atau memberi publisiti atau mengembangkan kumpulan sedemikian.

Bertarikh 17 April 1996
[PU/NS (JB) (Agama) 15/92 Jld.1];
[PANS.196(07)220/1 Klt.3.]
DATO’ HAJI MOHD MURTADZA BIN HAJI AHMAD
Mufti Kerajaan Negeri Sembilan

rujukan:
Jabatan Mufti Negeri Sembilan

11 comments:

Anonymous said...

Tuanku Syaikh Maghribi Maulana Malik Ibrahim

Adalah Yang Dipertuan Daulat Maharaja Nan Sakti yang naik tahta sekitar tahun 1407 M, kembali menyatukan wilayah kerajaan yang cerai berai setelah runtuhnya kemaharajaan Suwarnabhumi di Pulau Emas Sumatera.
Pada masa beliau sebuah peristiwa penting yang perlu dicatat adalah kedatangan Tuanku Syaikh Maghribi, Maulana Malik Ibrahim, seorang ulama besar penyebar agama Islam, konon berasal dari Khasan di Iran. Namun ada yang berpendapat bahwa ulama ini berasal dari negeri Chermen di India, bahkan ada yang mengatakan dari Gujarat, India.
Sir Thomas Stamford Rafles[66] di dalam bukunya History of Java terbitan tahun l8l7 mengungkapkan tentang keberadaan seorang ulama besar penyebar agama Islam yang berasal dari Khasan (di Iran). Asal usul beliau dari anak cucu Sayidina Zainal Abidin bin Husain bin Ali r.a.
Ulama besar ini, yang hidup pada akhir abad ke 13 sampai awal abad ke 14 M adalah guru utama dari Tuanku Maharaja Nan Sakti, Yang Dipertuan Daulat Raja Alam Minangkabau yang berkedudukan di Balai Gudam Pagaruyung, dan kaum kerabat istana dalam soal-soal kehidupan beragama, yang kemudian menata kerajaannya secara bertahap sesuai dengan hukum-hukum, dan nilai-nilai ajaran Islam, kendatipun agama Islam belum merupakan agama resmi yang dianut kerajaan.
Tetapi nama-nama dan gelar-gelar Islam mulai diterapkan dalam kalangan kerajaan dan kaum adat, seperti Imam Ibrahim, Khatib Syamsuddin, Makhdum Ibrahim, Malik Ibrahim, Malin Maulana, dan lain.
Pada masa kedatangan Tuanku Syaikh Maghribi ke Minangkabau, di sekitar lereng Gunung Marapi Pariangan sebenarnya sudah banyak di kalangan penduduknya yang memeluk agama Islam, karena sebelumnya sudah ada penyebar-penyebar agama Islam yang berdatangan ke negeri di sekitar lereng gunung Merapi tersebut. Apalagi kalau diingat penduduk di pusat Pulau Perca sudah berkenalan dengan agama Islam sejak abad ke 7 M.
Namun kedatangan Tuanku Syaikh Maghribi menjadi penting karena kehadiran beliau dapat sedikit meredakan berbagai perselisihan paham tentang berbagai aliran-aliran yang berkembang saat itu, khususnya kehadiran beliau dapat memantapkan kalangan atas keluarga raja-raja Pagaruyung dalam melaksanakan ajaran syariat agama Islam.

Anonymous said...

Atas anjuran Tuanku Maharaja Sakti, Tuanku Syaikh Maghribi diminta pula untuk berdakwah mengislamkan raja-raja Majapahit di Jawa. [68]
Untuk itu beliau Tuanku Syaikh Mahgribi didampingi oleh kakak kandung Tuanku Maharaja Sakti sendiri, yakni Dewang Bonang Sutowano (Sang Hiyang Wenang Sutrawarna). Di Sumatera lebih dikenal sebagai Raja Sutra ( Rajo Suto), juga merupakan murid utama Tuanku Syaikh Maghribi. Beliau selalu ikut mendampingi gurunya dalam perjalanan dakwahnya, mengikutinya sampai ke Gresik.
Barangkali Raja Sutra inilah yang dikenal di Jawa sebagai menikah dengan Putri Ratna Kemala (Puti Reno Kumalo), memperoleh putra putri yakni Dewang Pati Rajowano (Pati Rajawane) dan Dewi Sri Megowani yang kemudian lebih terkenal dengan nama kebesarannya Putri Kahyangan.
Dewang Pati Rajowano, kelak juga mengikuti Tuangku Syaikh Maghribi ke Gresik, dan kembali lagi ke Sumatera untuk kemudian menghadapi perang dengan Cina, sampai ke Kerinci. Di Kerinci disebut namanya sebagai Radin (Raden) Serdang dan sebagai seorang pewaris kerajaan dan Mubaligh Islam lebih dikenal dengan nama Sultan Maharajo Hakikat, kakak sepupu dengan Putri Panjang Rambut, Mangkuto Alam Minangkabau dengan panggilan kebesaran Bundo Kanduang, Rajo Alam Minangkabau.
Menurut Tambo Radin Serdang yang disimpan oleh M.Rasyad Depati Muaro Langkap Tamiai, dikatakan bahwa :

Sultan Maharaja Hakikat keturunan Minangkabau di Pagaruyung yang dilepas ke Kerinci untuk menyebarkan Islam. Ia sampai dinegeri Tamiai Kerinci, dan ikut membantu perang melawan Cina Kuantung yang datang menyerang dari negeri Sungai Ngiang Bengkulu. Sultan Maharaja Hakikat menetap di Tamiai dengan nama Radin Serdang, kawin dengan anak Bagindo Sibaok, Segindo Tamiai (Raja Tamiai).

Kemudian ia pergi ke Gresik, kawin dengan seorang putri Cina peranakan, beranak seorang perempuan yang kawin dengan Tuanku Barakat (Si Barakat). Tuanku Barakat adalah seorang Syaikh yang datang dari tanah Arab, dan dari perkawinannya dengan putri kandung Sultan Maharaja Hakikat beranak seorang putra dan diberi gelar kehormatan yang sesuai dan sama dengan gelar-gelar kehormatan Islam yang dijunjung Sultan-Sultan dari Kesultanan Kerajaan Indrapura, Penguasa Pesisir Barat Minangkabau yakni Sultan Ahmad gelar Sultan Muhammadsyah.
Konon kemudian menurunkan Raja-Raja yang bergelar Sultan pula di Brunei Darusalam.

kredit blog tambo minangkabau

Anonymous said...

Sebelum itu, selain di Pagaruyung, Tuanku Syaikh Maghribi juga punya pengikut di Indrapura, Bayang, dan Pariaman. Bahkan atas kebijakan Tuanku Maharaja Sakti, Suwarnapura ibu kota kerajaan Suwarnabhumi, dijadikan beliau sebagai pusat dakwah Islam dan berganti nama dengan Sumpur Kudus, artinya berasal dari Suwarnapura, Swanpur, Sumpur yang Suci.
Masyarakat pesisir barat Sumatera mengenal negeri itu dengan julukan “Makah Darek”, maksudnya pada zaman itu negeri Sumpur Kudus merupakan pusat kedudukan raja ibadat Islam, seakan-akan menjadi kota Mekahnya orang-orang di pusat pulau Sumatera. Menurut keterangan di negeri itu dahulu ada sebuah Batu Kedudukan yang dinamakan Batu Syahadat. Batu itu tenggelam dalam rawa.
Di Kesultanan Indrapura, yang waktu itu merupakan pelabuhan Samudra pertama di pantai pesisir barat Sumatera (Samudrapura) telah berdatangan juga orang-orang dari Jawa (Gresik) untuk belajar lebih mendalam tentang agama Islam. Bahkan di sana juga terdapat perkampungan Gresik dan Sumedang yang dipimpin oleh seorang Adipati dari Tuban, digelari sebagai Dipati Laut Tawar.

Anonymous said...

Hubungan Syaikh Maghribi dengan Minangkabau dan Kesultanan Indrapura.

Tuanku Syaikh Maghribi Maulana Malik Ibrahim dalam membina pengikut-pengikutnya telah mendirikan sebuah pesantren besar di Gresik dan berusaha menyebarkan agama Islam sampai ke Majapahit. Beliau dikenal sebagai ulama pertama dikalangan Wali Songo sebagai pengembang agama Islam di pulau Jawa.
Walaupun kemudian ternyata Tuanku Syaikh Maghribi belum berhasil mengajak raja beserta kalangan keluarga istana Majapahit, seperti yang telah dilakukannya di Indrapura, Bayang, Pariaman, dan Minangkabau Pagaruyung namun berhasil menyiarkan Islam di kalangan penduduk Majapahit.
Beliau wafat di Gresik pada l2 bulan Rabi’ul Awal tahun hijrah 882, bertepatan dengan tahun l4l9 M. Makam beliau terletak di Gapura Wetan, Leran , Gresik. Sampai sekarang masih terkenal sebagai makam yang dimuliakan dan ramai mendapat kunjungan peziarah dari mana-mana.
Pada batu nisan makam Maulana Malik Ibrahim tersebut dijumpai tulisan berukir dalam bahasa Arab. Oleh Dr. A. Rinkers secara teliti dan hati-hati telah dapat menterjemahkan isi prasasti yang tertulis dengan bahasa Arab pada batu nisan tersebut, dan telah diungkapkan secara gamblang dalam sebuah risalah berjudul De Oudste Mohammedaansche Inscripsi op Java nm. De Grafsteen Leran. Isi tulisan tersebut kurang lebih berarti :

“Inilah makam Almarhum Amaghfur, yang mengharap Rahmat Allah, yasng menjadi kebanggaan para Pangeran, yang menjadi penegak para Sultan dan para Pembesar negara. Yang menjadi penolong para fakir miskin. Yang telah bahagia dan syahid. Yang cemerlang dan menjadi lambang negara dan agama. Allah melimpahkan segala Rahmat dan Ridho-Nya, serta memasukkan ke dalam surga. Telah wafat pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 822 H”.

Kedatangan Tuanku Syaikh Maghribi ke Majapahit, pada awalnya adalah dalam rangka memenuhi saran dan permintaan Raja Cermin seorang karib kerabat dekat beliau untuk berdakwah agama Islam ke Majapahit. Ada yang berpendapat bahwa ulama besar itu berasal dari negeri Cermin (Chermen di India) dan ada pula yang mengatakan dari Gujarat. Sehingga berkesimpulan bahwa negeri Cermin itu adalah terletak di India.
Bahkan ada yang menduga bahwa Tuanku Syaikh Maghribi Maulana Malik Ibrahim ini berasal dari Malabar, datang bersama-sama dengan kemenakannya Sultan dari Kedah Malaka yang oleh beberapa ahli sejarah disebutkan bernama Sultan Mahmud Syadat Alam
Raja Cermin ini diberitakan membawa seorang putrinya yang mengikuti perjalanan ayahandanya berkelana di Pulau Jawa dalam upaya penyebaran agama Islam, namun meninggal dunia akibat wabah penyakit yang dideritanya pada tahun l391 M. dan dimakamkan di Leran. Setelah mengalami musibah putrinya itu Raja Cermin kemudian berangkat berlayar meninggalkan Gresik. (RM.Sachlan Adysaputra, dalam Panji Masyarakat, No. 272).

kredit tambo minangkabau

Anonymous said...

salam,tuanpuan.

yang pertamanya;nak beritahu:

pagar ruyung tu lebih tua dari minangkabau sendiri,dan lebih tua dari adam itu sendiri.

yang keduanya:minangkabau itu negeri takluk samudera pasai,dan samudera pasai yang jaga pagar ruyung sebelum minangkabau.

yang ketiganya:nama lama minangkabau adalah linggi.

yang keempatnya:cerita yang ditulis dalam buku yang disalin tu berbolak-bolak. tak teratur.

Anonymous said...

W,salam Tuan.

Terima kasih atas pencerahan dari pihak tuan.

Anonymous said...

Surat kepada Khalifah Umar Abdul Aziz

Seorang Sarjana Andalusia,Ibn Abd Rabbih 860-940m dlm bukunya Al Iqd Al Farid (Kalung Teristimewa) bhw terdpt seorg Maharaja di Wilayah Hind yg mengutus surat kpd Khalifah Umar Abd Aziz.

Dari Raja sekalian para Raja (Malik Al Amlak),yang juga keturunan ribuan Raja,yang isterinya pun cucu ribuan Raja,yang tamannya dipenuhi dengan ribuan ekor gajah,yang wilayah kekuasaanya terdiri dari dua batang sungai yang mengairi tanaman gaharu,rempah wangi,pokok pala dan kapur barus yang bau keharumannya semerbak sehingga 12 batu jauhnya.

Kepada Raja Arab(Khalifah Umar Abd Aziz),yang tidak menyembah tuhan-tuhan
lain selain Tuhan yang Satu.Aku telah mengirimkan kepada engkau hadiah yang tidak seberapa sebagai tanda persahabatan.
Aku harap engkau sudi mengutuskan seseorang untuk menerangkan ajaran Islam dan segala hukum hukumnya kepada ku.

Dikatakan Raja Melayu tersebut adalah Raja Srivijaya yang bernama Sri Indravarman

Anonymous said...

salam,tuanpuan.

kiasnya kepada;[gelaran].


nama srivijaya dan sri indravarman itu adalah gelaran dalam bahasa shanskrit,maka carilah orang yang boleh terjemahkan sebutan itu.barulah dapat membuka rahsia siapa disebalik gelaran.

perkatan; DIKATAKAN, yang digunakan itu tak berapa boleh diharap,macam acuh tak acuh je menyebutnya dan tiada keyakinan lansung untuk menyelidik akan benarnya berita dan kisahnya.

surat itu,macam tak lengkap je,mana sambungannya lagi.

makanya,hanya akan di sahkan jikalau maklumatnya atau kiasnya lengkap.

Anonymous said...

salam,tuanpuan.

kiasnya kepada;[ yakin dan benar].


al quraan dan al sunnah itu adalah yakin dan benar.[berita dalannya semuanya yakin dan benar,yang di beritakan dalam bentuk kias ,agar supaya manusia berfikir dan memikirkan dengan akal yang disempurnakan oleh allah, akan kejadian diri manusia itu sendiri,dan tidak sombong,ego serta ingkar kepada pencipta mereka.

makanya telah tertulis dalam al quraan dan al sunnah,yang rintitan-rintitan awal sehingga ke akhir akan kejadian kesemua makhluk alam yang diciptakan,dan perjalanan-perjalanan hidup makhluk alam.

yang mana sandaran perbandingannya ada dihadapan mata kasar manusia itu sendiri,dan perumpamaannya disebutkan juga dalam al quraan dan al sunnah dengan jelas dan nyata,itupun manusia masih tidak sedar dan tidak faham,dan masih was-was dan tercari-cari dalam gelap,walaupun telah diberikan lampu suluh yang terang-benderang.[ disuruh cari dalam cerah,sebaliknya manusia mencari dalam gelap ].

pada kitab-kitab tulisan dan karangan ulama lama itu,adalah sebahagian dari pencarian mereka,yang mereka kupas dan terjemahkan dari faham dan tahunya akal dan hati mereka itu dalam bab-bab yang mereka selidiki dalam pengetahuan mereka dibenarkan.,moga-moga manusia selepas mereka dapat menjumpai sebahagian lagi dari apa yang telah mereka usahakan,dan kerana mereka sendiri pun menyambung akan kerja-kerja ulama yang sebelum mereka.

hak-hak al quraan dan al sunnah,jangan dipertikaikan dan jangan di remehkan,itu akan membawa kepada akibat yang buruk kepada diri manusia yang mencubanya,dan jangan lah al quraan dan al sunnah itu disalah gunakan dan disalah ertikan kiasnya,kerana akibatnya lebih buruk dari meremehkan,yang desebutkan sebagai isin atau isim,kalau mudah kata orang tua sebagai 'gila'.

maka; gila isin atau isim tidaklah sama seperti gila yang dialami oleh manusia yang diletak di tanjung rambutan atau di tampoi itu.
gila isin atau isim itu adalah sebahagian dari penyalahgunaan ayat dari al quraan dan al sunnah yang membawa kepada ingkar,ego dan sombong kepada allah. mereka sihat tidak sakit,mereka sedar[siuman] tidak hilang ingatan,sebaliknya mereka tidak yakin dan tidak faham dan tidak tahu tanpa ilmu yang sebenar,yang mereka telah menyalahgunakan ilmu allah.[mereka manjadikan ayat-ayat atau al quraan dan al sunnah itu sebagai hamba abdi @ khadam kepada mereka]untuk tujuan peribadi,harta dan dunia mereka sendiri].

Anonymous said...

salam,tuanpuan.

kiasnya kepada;[ ]


ada kalangan waris pewaris yang bergitu kurang ajar[mencabar urusan allah],sanggup menjadikan roh ayah dan ibu sendiri sebagai hamba abdi dan kadam,bagi urusan ego dan ingkar mereka.mereka-mereka itu sungguh-sungguh tak bertamadun langsung.dan lebih teruk dari orang yang tak percaya kepada agama.

macammana mereka boleh mengatakan diri mereka itu beragama dan alim.

manusia yang sebergitu; tuanpuan nak mengketogerikan sebagai apa?

Anonymous said...

salam,tuanpuan.

kiasnya kepada;[ mengenal ].


rasulullah saw telah memberi tunjuk ajar kepada seluruh makhluk alam terutamanya manusia lebih 1440 tahun yang lalu.

bermacam-macam kaedah yang diperturunkannya kepada para sahabatnya, bagi tujuan mencerahkan atau pengetahuan 'mengenal'.

satu darinya adalah memberi faham para sahabat dengan pengetahua ilmu yang mudah dan biasa kebiasan dalam kalangan para sahabatnya.maka contoh yang digunakannya,telah tersedia ada dihadapan mata dan disekeliling para sahabat itu sendiri. yang mana para sahabat dapat memikirkan contoh dengan senang,tenang lagi mudah selesa.

maka mereka para sahabat dengan mudah dapat menguasai faham serta tahu kepada ilmu mengenal itu. maka contoh itu sendiri adalah satu daripada kias.[ilmu kias atau bahasa kias].

sebaliknya sekarang ini memang ramai yang pandai berkias,cumanya kias fitnah tak tahu hujung pangkal.

kias itu digunakan untuk memberi ilmu kepada orang yang ramai,tanpa disalah gunakan ilmu yang diberi,dan bukannya kias itu digunakan untuk menjahanamkan sesama manusia dalam bentuk fitnah atau pertuduhan membuta tuli.