Nikmat yang pertama Allah beri kepadamu adalah nikmat mewujudkan (menjadikan). Kemudian nikmat yang kedua Melengkapi keperluan wujudmu secara terus menerus. Dengan terus menerus dapat bantuan Allah kepadamu.
Firman Allah :
Allah menuangkan kepadamu nikmat zahir dan batin. Yang terang dan yang samar. Yang terasa dan yang tidak terasa.
Firman Allah :
Tetapi Allah yang mencintakan kamu kepada iman,
dan Allah yang menghias iman itu dalam hatimu,
dan Allah yang membencikan kamu kepada kufur (kekafiran )
dan pelanggaran dan maksiat dosa.
Merekalah orang yang dapat petunjuk.
فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَنِعْمَةً ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
(Mereka dijadikan berkeadaan demikian) sebagai limpah kurnia dan nikmat pemberian dari Allah; dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana. (Al-Hujuraat 49:8)
Dzun-Nun Al-Misri berkata :
Siapa yang di dalam tauhid itu merasa seolah-olah sebagai hasil kecerdasannya sendiri, maka tauhid itu tidak dapat menyelamatkannya dari api neraka, sehingga merasa bahwa tauhidnya itupun kurnia dari Allah ta’ala.
Seorang apabila telah merasa asal kejadiannya dari Allah dan kelanjutannya juga dari Allah. Merasa bahwa sifat fakirnya itu memang asli pada kejadiannya, dan ia tidak dapat melepaskan diri dari Tuhan yang dihajatkannya pada tiap detik dalam wujudnya.