-DUA KALIMAH SAHADAH-Dimanakah sandarannya? Apakah jawapannya? Bagaimanakah huraiannya?
SILA BACA KOMENT DAN TERBITAN YANG TERDAHULU UNTUK DAPATKAN MAKLUMAT LEBIH LANJUT .

20140202

Pertemuan Sultan Negeri Sembilan dengan Kerabat Rajo 3 Selo

Assalamu alaikum.

Sudah banyak yang saya baca tulisan dan komentar dari saudara2 kami, baik yang ada di Indonesia maupun di semenanjung Malaysia. Semua bercerita tentang raja pagaruyung dan turunannya. Tujuannya hanya satu yaitu ingin kembali merajut tali yang hampir putus atau sudah putus, atau biang nan lah cabiak dalam satu wadah
Silatur Rahim, semoga cita-cita mulia ini dikabulkan dan diberkahi Allah SWT, aamiin.

Selanjutnya izinkan saya menyampaikan sebuah tulisan yang berisi cerita tentang suatu sejarah yang sudah hampir dilupakan(atau sudah dilupakan).

35 tahun yang silam saya mendengar cerita ini dari Almh nenek saya dan 14 tahun yang silam kembali diingatkan oleh Almh ayah saya, ceritanya tentang suatu peristiwa yang terjadi ditahun 1920-an (th pastinya tak ingat).

Waktu itu di Pagaruyung kedatangan tamu Sultan dari Negeri 9 Malaysia dan ingin bertatap muka serta mengadakan pertemuan dengan Kerabat Rajo 3 Selo yaitu
Raja Alam,
Raja Adat dan
Raja Ibadat serta
Basa Ampek Balai yaitu
Panitahan Sungai Tarab,
Mukhudum Sumanik,
Indomo Saruaso,
Tuan Kadhi Padang Ganting serta
Tuan Gadang Batipuh selanjutnya keluarga dari
Pariangan tak ketinggalan
DtBandaroKuning Limo Kaum.

Tapi acara belum bisa dimulai walaupun semuanya sudah hadir, karena dari Rao-Rao yaitu Rajo Nan Paik atau pemangku ataupun utusannya belum datang. Maka diutuslah dua orang hulubalang untuk menjemput beliau ke Rao-Rao dengan pesan

” Jika beliau sedang tidur jangan dibangunkan, tunggu dia bangun sendiri. Jika sedang bekerja, tunggu dia selesai atau dia sendiri berhenti dengan sendirinya, dll”

Singkat cerita, sesampainya di Rumah Gadang di Rao-Rao, beliau tak ada dirumah, yang ada hanya nenek saya tsb. Hulubalang tsb bertanya dimana beliau berada, jawab nenek saya beliau sedang disawah, apakah perlu di panggil segera. Kedua Dubalang tsb menjawab tak usah, karena seperti itu pesan yang dibawa, biarkan beliau sendiri yang pulang dan tak boleh diganggu.

Perlu diketahui, saat itu yang jadi pemangku atau Tungganai dirumah Rajo nan Paik tsb yang tua seorang Lelaki Bernama Muhammad Thahir (Thaher) Lenggang Sutan yang biasa dikenal dengan panggilan Tohia Palagak Kupiah Sirah, Beliau ini mamak kandung oleh nenek saya tsb.

Saat itu gelar Rajo Nan Paik tak ada yang memakainya sepeninggal kakek dari Mhd Thahir tsb.  Beliau ini seorang yang cukup arif dan punya suatu kemampuan yang dapat merasakan adanya orang yang menunggunya dirumah, lantas dia berhenti bekerja dan kembali pulang.

Dirumah beliau melihat ada dua orang tamu dan beliau sudah tahu siapa mereka, melihat dari pakaiannya lantas beliau sapa dan bertanya apakah sudah lama menunggu, yang dijawab sudah cukup lama. Kemudian beliau mengatakan tunggu sebentar karena akan pergi mandi.

Selesai itu barulah beliau menanyakan apa keperluannya. Untuk diketahui, Hulubalang tsb datang membawa CERANA (CARANO) yang berisi pinang langkok/lengkap (sesuai adat minang).Setelah menyampaikan apa tujuannya, barulah beliau dan dua orang Dubalang tsb berangkat menuju Pagaruyung.

Setelah beliau hadir, barulah acara bisa dimulai.

Hal ini pernah saya tanyakan pada Bp Sutan Taufik Dirumah beliau didepan Istano Silindung Bulan tahun 2009 silam. Belia mengatakan tak pernah mengetahui dan menerima cerita seperti ini. Malah mengatakan bahwa Kebesaran Rao-Rao adalah pemberian dari Pagaruyung. Saya kemudian mengatakan kalau ceritanya benar dan tak diakui,maka musibah akan datang ke Pagaruyung, tapi jika tidak maka semua akan baik saja.

Waktu itu saya datang dengan adik saya dan saya datang 15 menit lebih dulu dari adik saya, kemudian 15 menit setelah adik saya datang dan merasa cukup, kami KEMBALI PULANG. Kedatangan kami tsb terjadi 15 hari sebelum terbakarnya ISTANO BASA karena sambaran petir.

Apakah cerita tsb pernah didengar oleh orang tua2 kita atau tidak, bahkan dikatakan pada saya kalau dipagaruyung mengadakan helat memotong kerbau, maka daging segantang sakapalo di antar kerumah Rajo nan Paik.Tapi saat.ini sudah cukup banyak Nagari yang saya datangi dan bertanya, baru 3 orang yang menerima cerita in dari tempat yang berbeda.

Untuk diketahui, saat ini saya diberi Gelar oleh Kaum saya adalah Rajo Nan Paik. Gelar ini baru dilewakan saat saya baralek.walaupun gelar tsb sudah diberikan oleh Mamak/Tungganai kaum kami 7 tahun sebelumnya. Kepada saudara2 yang ada menerima atau mendengar cerita atau sejarah Rajo nan Paik,

kami mohon diberi informasinya. Karena saat ini kami minim bukti tertulis karena semenjak Rumah gadang kami terbakar tahun 1927 silam, semua bukti tertulis dan benda pusaka, Raib tanpa bekas.

Walaupun Rumah gadang kembali dibangun dan selesai th 1929 dan sampai saat ini masih berdiri walaupun dalam kondisi sudah mulai banyak yang rusak dimakan masa. Peninggalan yang ada saat ini haya sebuah TABUAH LARANGAN SIGOGA ALAM yang kondisinya juga sudah sangat memprihatinkan (Usianya sudah lebih 400 th) dan Pamedan/medan bapaneh.

Sekian dulu tulisan dari saya dan mohon maaf jika ada yang salah dalam uraian ini baik isi, kata maupun kalimatnya.

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

makhfuz idris

1 comment:

Anonymous said...

SaLaaM Saudara.. Saya ada gambar Raja Muhammad Tahir. Mungkin boleh paparkan email saudara dan dapatlah kita semak adakah Baginda berdua orang yang sama... WaLLaHu'a'LaaM

Muhammad